Indonesia Majukan “Hydro-Diplomacy” di World Water Forum ke-10

FTNews – Indonesia majukan hydro-diplomacy dalam penyelenggaraan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali. Menurut Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Raykat (PUPR), Firdaus Ali, ini adalah pendekatan diplomasi yang berfokus pada isu-isu yang berkaitan dengan air.

Tujuannya untuk mengedepankan dialog persuasif yang solutif. Termasuk untuk merespons masalah manajemen sumber daya air, pemerataan distribusi air, dan mitigasi bencana terkait air. Selain itu, yang menjadi pembahasan melalui hydro-diplomacy adalah kerja sama lintas batas dan pembiayaan yang saling memberikan manfaat terkait air.

“Melalui hydro-diplomacy, Indonesia berusaha untuk memfasilitasi dialog antarnegara/antarpemerintah melalui upaya berbagi ilmu pengetahuan, teknologi, dan pengalaman terkait manajemen sumber daya air. Serta mendorong kerja sama sinergis dalam upaya penyelesaian konflik terkait air di berbagai wilayah,” ungkap Firdaus, Rabu (24/4).

Pembangunan Museum Air pertama di Indonesia. Foto: Kemenparekraf

Melalui hydro-diplomacy dan WWF ke-10, Indonesia berhasil mencapai hasil kerja yang konkret. Contohnya, mendorong negara-negara untuk berbagi dan mengadopsi praktik terbaik dalam manajemen sumber daya air dan mitigasi bencana terkait air. Selain itu, juga membangun kapasitas dalam hal pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan dan inklusif.

Indonesia juga mendorong investasi dan teknologi baru dalam pengelolaan air yang lebih efisien dan berkelanjutan. Juga, memperkuat kerja sama regional dan global dalam penyelesaian konflik terkait air dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SGDs) terkait air.

“Indonesia tentunya sangat berkomitmen untuk berperan aktif dalam mendukung solusi terkait air di tingkat global. Dan melalui partisipasinya dalam World Water Forum, Indonesia berharap dapat memperkuat kolaborasi antarnegara dan memajukan agenda air global untuk kesejahteraan bersama,” tutur Firdaus.

Artikel Terkait