Anies Baswedan Minta Kapolri Tangkap Otak Pelaku Preman Bubarkan Diskusi Diaspora

FT News – Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengusut tuntas aksi preman bubarkan diskusi-aksi damai.

Anies menyampaikan hal ini lewat cuitan di akun sosial media X miliknya, Minggu (29/9/2024). Ia menyampaikan kebebasan berbicara merupakan prinsip demokrasi.

“Kebebasan berbicara dan berpendapat sebagai salah satu prinsip demokrasi yang telah dilindungi oleh konstitusi haruslah dihormati,” tulisnya.

Anies juga mengecam aksi preman yang membubarkan diskusi dan aksi damai, yang terjadi dalam waktu yang berdekatan.

“Maka kita perlu mengecam aksi premanisme penuh kekerasan yang membubarkan: 1) diskusi diaspora dan 2) aksi damai Global Climate Strike, yang terjadi dalam hari berurutan,” ungkapnya.

Lebih lanjut Anies Baswedan juga meminta Kapolri untuk turun tangan hingga mengusut dalang atas kejadian tersebut.

“Kita dukung penuh pak Kapolri @ListyoSigitP beserta jajarannya agar bisa segera mengusut tuntas semua peristiswa ini. Tidak hanya terhadap para pelaku di lapangan, tapi juga otak di baliknya,” katanya.

kapolri
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. [Ist]
“Rakyat tentu memantau, akankah hukum di negeri ini lunglai terhadap pembungkaman kekebasan berbicara?” tukasnya.

Postingan Anies Baswedan ini soal adanya tindakan preman ini mendapatkan tanggapan dari warganet.

“Saat ini negara gagal dalam melindungi hak warga negara dalam kebebasan berpendapat maupun berkumpul,” kata warganet.

“Terima kasih sudah ikut bersuara, Pak. Karena cepat atau lambat, segala pembiaran atas hal yang nyata-nyata tidak benar akan berdampak langsung ke seluruh warga negara,” ungkap warganet lainnya.

Tangkapan layar sejumlah preman membubarkan diskusi. Istimewa

Sebelumnya, sekelompok orang yang menamakan diri Forum Tanah Air yang membubarkan paksa acara diskusi bertajuk, “Silaturahmi Kebangsaan Diaspora Bersama Tokoh dan Aktivis Nasional” di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (28/9/2024).

Video saat sekelompok preman datang dan membubarkan diskusi ini menjadi viral di media sosial. Publik khawatir, kebebasan berbicara dan berpendapat kian tergerus di masa pemerintahan Presiden Jokowi.

Artikel Terkait