FT News – Aliansi masyarakat sipil di Jakarta menggelar aksi teatrikal ‘Raja Jawa’. Namun, aksi ini diwarnai kericuhan akibat datangnya sejumlah orang tak dikenal menghalau aliansi masyarakat sipil ini di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (27/9).
Awalnya, massa dari aliansi masyarakat sipil sedang melakukan long march dari Taman Menteng menuju kawasan Dukuh Atas. Long March ini sudah mendapatkan pengawalan ketat oleh aparat kepolisian.
Sayangnya, ketika massa sedang berada di jalan Jenderal Sudirman dan akan belok menuju kawasan Skatepark Dukuh Atas, massa tiba-tiba dihalau oleh sekelompok massa tak dikenal.
Sekelompok orang tak dikenal yang menghalau ini mencoba merebut atribut aksi dari massa aliansi masyarakat sipil. Mereka juga terlibat cekcok hingga timbul kericuhan. “Bubarkan, bubarkan,” teriak massa yang mengahalau kelompok aliansi masyarakat sipil.
“Mereka incar kami di pinggir jalan. Nah, pas pertigaan mereka cepat tiba-tiba lari ambil alat peraga. Mereka juga menendang,” ujar salah satu peserta aksi dari aliansi masyarakat sipil.
Salah seorang massa aksi ini kemudian bercerita bahwa gerombolan massa tak dikenal itu tiba-tiba ingin merebut atribut yang dibawa massa aksi. Ia juga mengatakan jumlah massa tak dikenal itu lebih banyak daripada jumlah massa dari aliansi masyarakat sipil.
Diketahui, aksi ini digelar sebagai kritik terhadap berbagai peristiwa sosial politik yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
Dalam undangan aksi, massa disebut akan mengarak ‘Raja Jawa’ dan membacakan ‘7 deadly sins’ dari rezim yang dianggap telah memperburuk kondisi demokrasi dan kelestarian lingkungan.
Arakan ‘Raja Jawa’ ini disebut sebagai simbol penghakiman dan mewadahi kemarahan yang terakumulasi.