Endipat Wijaya Diserbu Kritik Usai Singgung Donasi Banjir Aceh, Begini Faktanya
Anggota Komisi I DPR RI, Endipat Wijaya, menjadi perhatian publik setelah pernyataannya mengenai fenomena penggalangan donasi untuk korban banjir Aceh viral di media sosial.
Video potongan pernyataannya dalam Rapat Kerja bersama Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid, Senin, 8 Desember 2025 di Senayan, ramai dibahas warganet.
Soroti Relawan yang ‘Meniadakan’ Peran Pemerintah
Baca Juga: Habis Dihujat Netizen Usai Sindir Donasi Rp10 M, Endipat Wijaya Minta Maaf ke Ferry Irwandi
Dalam rapat tersebut, Endipat menyoroti narasi yang dibangun sebagian relawan maupun publik figur yang datang ke lokasi bencana. Ia menyayangkan adanya pihak yang dianggap meremehkan peran pemerintah hanya karena baru membuka satu posko bantuan, sementara donasi masyarakat disebut telah mencapai sekitar Rp10 miliar.
“Orang yang cuma datang sekali seolah-olah paling bekerja di Aceh, padahal pemerintah sudah hadir dari awal. Ada orang baru datang, baru bikin satu posko, ngomong pemerintah enggak ada. Padahal pemerintah sudah bikin ratusan posko di sana,” ujar Endipat dalam video yang beredar.
Baca Juga: Endipat Wijaya Viral Usai Sindir Donasi Ternyata Kelahiran Bengkulu
Pernyataan tersebut memicu reaksi beragam dari warganet. Banyak yang menilai pernyataan Endipat kurang sensitif terhadap tingginya solidaritas masyarakat yang bergerak cepat membantu korban bencana.
Profil Singkat Endipat Wijaya
Endipat Wijaya, politisi Partai Gerindra (X)
Endipat Wijaya adalah politisi Partai Gerindra kelahiran Bengkulu, 31 Mei 1984. Latar belakang pendidikannya cukup mentereng. Ia merupakan alumni SMA Taruna Nusantara, lalu melanjutkan kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Teknik Metalurgi dan lulus pada 2006.
Tidak berhenti di jenjang sarjana, Endipat kemudian meraih gelar dari jurusan Manajemen di Swiss German University pada 2019.
Karier Profesional hingga Terjun ke Politik
Endipat Wijaya (X)
Sebelum menjabat sebagai anggota legislatif, Endipat sempat berkarier di sektor swasta. Ia bekerja sebagai teknisi di Double A Group, lalu berpindah ke Kalimantan Timur untuk bergabung dengan perusahaan tambang PT Kaltim Prima Coal.
Perjalanan politik Endipat dimulai ketika ia bergabung dengan Partai Gerindra pada 2011. Kariernya terus naik hingga terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2024–2029. Dalam Pemilu 2024, ia meraih 105.413 suara, angka tertinggi di daerah pemilihannya.