Gus Izza Hebohkan Dunia Maya! Ucapan 'Rokok Tauhid' di Video Lawas Bikin Warganet Ribut
Dunia maya kembali dibuat heboh oleh sosok pendakwah muda asal Jombang, Jawa Timur, yaitu Gus Izza Sadewa, putra dari ulama karismatik KH. Imron Jamil. Namanya mencuat setelah potongan video ceramah lamanya kembali beredar luas dan memicu diskusi hangat di kalangan warganet.
Meski video tersebut bukan rekaman baru pertama kali diunggah ke YouTube pada 2017 isi ceramahnya kembali menjadi pembahasan publik.
Dalam rekaman berdurasi beberapa menit itu, tampak Gus Izza yang kala itu masih berusia 16 tahun menyampaikan ceramah di hadapan jamaah dengan gaya santai khas remaja pesantren.
Namun, yang menjadi sorotan bukan isi ceramah keagamaan pada umumnya, melainkan pernyataannya tentang rokok yang dikaitkan dengan konsep tauhid.
Ucapan “Rokok Tauhid” yang Bikin Heboh
Dalam video yang kini kembali viral tersebut, Gus Izza secara terbuka mengaku sebagai perokok. Ia bahkan menyampaikannya sambil berseloroh, membuat jamaah ikut tertawa.
“Kula iki lek gak enek panas yo golek panas, kula iki perokok kok, yo golek panas rokok an,” ujarnya sambil tersenyum.
Jika diterjemahkan, kalimat itu berarti: “Kalau saya tidak mendapatkan panas, saya mencari panas. Saya ini perokok, jadi mencari panas dari rokok.” Candaan tersebut mungkin terdengar ringan, namun bagian selanjutnya justru memicu riuh warganet.
Dalam ceramah itu, Gus Izza mengaitkan merek rokok yang ia konsumsi dengan nilai ketauhidan. Ia menekankan huruf inisial merek tersebut sebagai simbol nama Allah.
“Rokok e kula iki ‘A’, tauhid, Allah. ‘A’ Allah,” ujarnya sambil menekankan huruf “A”.
Celetukan tersebut sempat mengundang tawa jamaah, namun di media sosial justru memunculkan kontroversi. Sebagian menilai pernyataan tersebut terlalu berani, sementara lainnya menganggapnya sekadar humor ala remaja pesantren.
Makna “Sempurna” dan Simbol Ketuhanan
Gus Izza [X]
Tak berhenti di situ, Gus Izza juga menyinggung kata “sempurna” yang tercetak di bungkus rokok. Ia menghubungkan istilah tersebut dengan salah satu sifat Allah yang Maha Sempurna.
“Niki wonten tulisan ‘Sempurna’ nggih to? Allah sempurna. Iki tauhid, rokok e tauhid,” ucapnya dengan logat Jawa kental.
Menurutnya, istilah pada produk tersebut bisa dimaknai secara spiritual. Meski disampaikan dengan nada santai, tafsir yang nyeleneh ini kembali mengundang beragam komentar.
Ada yang menganggapnya sebagai metode dakwah dengan selingan humor, namun ada pula yang menilai penafsirannya terlalu menyederhanakan konsep ketuhanan.
Pro dan Kontra Warganet
Guz Izza (X)
Sejak potongan video tersebut beredar ulang di berbagai platform, kolom komentar media sosial langsung dipenuhi opini publik. Sebagian warganet menilai bahwa gaya dakwah Gus Izza saat masih remaja adalah bentuk spontanitas khas anak pesantren yang mencoba menyampaikan pesan dengan cara ringan dan menghibur.
Namun, tak sedikit pula yang menilai bahwa menggabungkan rokok dengan tauhid bisa menimbulkan salah tafsir bagi masyarakat awam.
Beberapa warganet bahkan mengingatkan agar cuplikan tersebut tidak dipahami secara harfiah, melainkan dilihat dari konteks usia dan proses belajar dakwah sang pendakwah.
“Namanya juga anak muda, mungkin sedang belajar berdakwah dengan caranya sendiri,” tulis seorang netizen di platform X.
Hingga kini, video tersebut terus dibagikan ulang dan memicu diskusi yang tak kalah ramai. Terlepas dari pro dan kontra yang muncul, satu hal jelas: Gus Izza Sadewa kembali berhasil menarik perhatian publik dan menyulut diskusi mengenai batas antara humor dalam dakwah dan penyampaian pesan teologis yang mendalam.