Kisah Perjalanan Menkeu Purbaya dari Insinyur ITB hingga Ekonom: Ternyata Ada Ancaman Sang Istri

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa kerap menjadi perhatian publik berkat rekam jejaknya yang dinilai berani dan progresif dalam merumuskan kebijakan ekonomi nasional. Sejumlah kebijakannya kerap mendapat sambutan positif dari publik maupun pelaku pasar karena dianggap tepat sasaran dan berbasis data.

Di balik ketegasannya sebagai pengambil keputusan fiskal, Purbaya menyimpan perjalanan panjang yang tidak biasa. Ia bukan berasal dari dunia ekonomi sejak awal, melainkan memulai karier sebagai seorang insinyur lulusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB).

Dorongan Besar dari Sang Istri

Baca Juga: Terungkap! Plat RI 19 yang Viral Ternyata Digunakan oleh Menteri Purbaya Yudhi Sadewa

Menteri Purbaya menuturkan bahwa ia masuk Teknik Elektro ITB melalui jalur tes kemampuan sendiri dan menempuh pendidikan selama lebih dari lima tahun. Setelah lulus, ia bekerja di perusahaan yang sangat diminati lulusan ITB, Schlumberger Overseas SA, sebuah perusahaan perminyakan asal Prancis yang menawarkan gaji tinggi namun tuntutan fisik yang berat.

Selama lima tahun bekerja, ia mengumpulkan cukup banyak tabungan namun juga merasakan kelelahan yang ekstrem akibat ritme kerja yang menuntut. Ia pernah tidak tidur selama lima hari lima malam saat bekerja di darat, sebuah kondisi yang membuatnya menilai ulang arah hidupnya.

Baca Juga: Menkeu Purbaya Sidak Bank Mandiri, Hasilnya?

Pertemuan dengan kekasih Ida Yulidina, yang kelak menjadi istrinya menjadi titik balik penting. Sang kekasih memberi syarat tegas sebelum mereka menikah.

“Kamu keluar dulu dari situ (Schlumberger),” kata Menteri Purbaya menirukan perkataan istrinya, dalam podcast YouTube Gita Wirjawan.

Purbaya akhirnya meninggalkan pekerjaannya yang mapan tersebut.

Tak berhenti di situ, sang kekasih kembali memberikan tuntutan agar Purbaya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

“Saya minta kamu sekolah lagi. 'Sekolahnya apa?' S3,” ujar sang istri, sebuah syarat yang membuat Purbaya harus memikirkan langkah hidup yang sepenuhnya baru.

Berpikir sebagai seorang insinyur, ia mengira jurusan ekonomi akan lebih mudah dikuasai sehingga memilih melamar ke berbagai kampus di Amerika Serikat.

Ia akhirnya diterima di Purdue University, kampus yang menurutnya memiliki kualitas akademik baik dan biaya studi yang masih dapat dijangkau.

Hampir Menyerah

Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa. [youtube gita wirjawan]Namun setibanya di kampus barunya, Purbaya langsung tersentak oleh kenyataan bahwa ekonomi ternyata jauh lebih sulit dari yang dibayangkannya. Ia mengaku bahkan pelajaran di ITB tidak terasa sesulit menghadapi kurikulum ekonomi tingkat doktoral yang sangat menuntut.

Dalam dua bulan pertama, ia merasa tidak mampu memahami materi meski sudah belajar mati-matian. Pada titik terendah, ia bahkan berkata kepada istrinya, “Juni kita pulang aja ke Indonesia ya,” karena merasa tak mungkin melanjutkan studi.

Sang istri kemudian memberikan ancaman emosional yang menjadi pelecut semangatnya. Ia mengatakan bahwa jika mereka pulang ke Indonesia, maka saat tiba di Jakarta ia berencana menceraikannya, sebuah risiko besar yang membuat Purbaya tersadar bahwa ia tidak boleh menyerah.

Sejak hari itu Purbaya mengubah pola hidupnya dan memaksakan diri belajar dengan disiplin ekstrem. Ia setiap hari berada di perpustakaan dari pukul delapan pagi hingga tengah malam, hanya makan selama lima belas menit dan kembali belajar tanpa henti.

Kerja keras itu membuahkan hasil. Meski masuk sebagai mahasiswa dengan latar belakang paling berbeda, ia justru lulus paling cepat dan meraih hasil akademik terbaik di antara rekan-rekannya.

Dari situlah kariernya di bidang ekonomi dimulai, hingga akhirnya ia dipercaya memegang jabatan Menteri Keuangan dan dikenal sebagai sosok yang kaya pengalaman sekaligus tahan ditempa oleh tekanan akademik maupun profesional.