Mobile Ad
Mengenal Turbulensi Ekstrem yang Terjadi Pada Singapore Airlines

Rabu, 22 Mei 2024

FTNews - Penerbangan Singapore Airlines dari London mengalami turbulensi ekstrem di Samudera Hindia. Pesawat dengan nomor penerbangan SQ321 akan menuju singapura dari Bandara Heathrow, London pada hari Senin (21/5).

Akibatnya, Pesawat Boeing 777-300 ER terpaksa melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok, Thailand. Kejadian ini mengakibatkan satu korban tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.

Lalu apa sebenarnya turbulensi ekstrem yang terjadi pada Singapore Airlines?

Turbulensi adalah kondisi di mana aliran udara di sekitar pesawat berubah secara drastis. Penyebabnya bisa berbagai faktor, salah satunya kondisi cuaca yang tidak stabil.

Turbulensi juga bisa terjadi ketika pesawat melintasi udara dengan kecepatan dan tekanan yang berbeda-beda. Tingkatnya pun bervariasi, dari ringan hingga ekstrem.

Turbulensi Ekstrem Keadaan Pesawat Singapore Airlines. Foto: SAMP

Saat terjadi turbulensi ringan dan sedang, penumpang mungkin hanya merasakan ketegangan pada sabuk pengaman mereka. Sementara, turbulensi ekstrem dapat membuat penumpang terlempar dalam kabin pesawat dan mengakibatkan luka hingga kematian.

Paling banyak turbulensi terjadi dalam awan, khususnya dalam badai seperti cumulonimbus. Selain itu, ada juga turbulensi tak terlihat dan terjadi karena clear air turbulence (CAT) dalam cuaca cerah.

Hal ini menekankan bahwa pentingnya penggunaan sabuk pengaman ketika duduk di pesawat, Memasang sabuk pengaman dapat meminimalisir risiko yang terjadi, salah satunya turbulensi ekstrem. 

Kejadian ini juga mengingatkan bahwa turbulensi bukanlah hal yang asing. Studi Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS pada 2021 mengungkapkan kecelakaan pesawat akibat turbulensi paling sering terjadi.

Topik Terkait:

Advertisement

Advertisement