Latah Bukan Sekadar Lucu: Kenali Penyebab, Jenis, dan Cara Mengatasinya
Latah sering kali dianggap sekadar tingkah lucu yang membuat suasana jadi lebih hidup.
Namun di balik kelucuan itu, kondisi ini bisa menimbulkan tekanan dan stres bagi penderitanya.
Orang yang latah biasanya mudah menjadi sasaran keusilan teman-temannya.
Baca Juga: BPOM: 23 Obat Sirop Pasien Gagal Ginjal Aman, Ini Daftarnya
Begitu dikejutkan, mereka spontan bereaksi—mengulangi kata, menirukan gerakan, atau melontarkan ucapan yang bahkan tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.
Banyak orang awam mengira latah bukanlah sebuah gangguan, melainkan kebiasaan yang timbul begitu saja dan bisa hilang sendiri. Namun, benarkah demikian?
Baca Juga: Ahli Uji Coba Transplantasi Jantung dan Ginjal Babi ke Tubuh Manusia
Latah adalah bentuk gangguan perilaku yang ditandai dengan kebiasaan menirukan kata atau gerakan orang lain secara otomatis dan tanpa disadari.
Jika berlangsung terus-menerus, respons spontan ini dapat membuat penderitanya menjadi lelah secara mental bahkan stres berat. Tak jarang, kelatahannya juga dipicu oleh tekanan psikis atau kecemasan tertentu.
Pengertian dan Penyebab Latah
Respons spontan yang muncul saat terkejut inilah yang membuat penderita latah sering jadi sasaran keusilan. [Gemini AI]
Latah—dikenal pula sebagai jumping Frenchmen of Maine—merupakan reaksi berlebihan saat seseorang terkejut.
Bentuk reaksinya bisa beragam: mengulang ucapan, meniru gerakan orang lain, hingga mengeluarkan kata-kata kasar tanpa kontrol.
Semua itu terjadi spontan dan di luar kesadaran penderitanya. Kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Rasa terkejut adalah respons alami manusia. Namun pada penderita latah, respons ini muncul secara ekstrem.
Hingga kini, penyebab pasti jumping Frenchmen of Maine belum diketahui. Para ahli menduga kondisi ini berkaitan dengan gangguan neuropsikiatri atau kelainan saraf.
Jenis-jenis Latah
Jenis latah berbeda-beda: dari mengulang kata, meniru gerakan, hingga melontarkan ucapan kasar tanpa sadar. [Gemini AI]
Respons latah tidak sama pada setiap orang. Berikut empat jenis latah yang umum terjadi:
- Ekolalia: Penderita mengulangi kata-kata yang didengar. Gangguan pada sistem indra—seperti pendengaran atau penglihatan—diduga berperan dalam timbulnya respons ini. Biasanya, pengidap tidak bisa mengontrol reaksinya tersebut, ketika terkejut.
- Ekopraksia: Penderita menirukan gerakan orang lain. Jenis ini lebih berisiko karena bisa memicu gerakan yang membahayakan diri sendiri atau orang lain.
- Koprolalia: Respons berupa ucapan yang tabu, kasar, atau vulgar. Faktor lingkungan sering menjadi pemicunya. Sayangnya, banyak orang menjadikan jenis latah ini sebagai bahan candaan.
- Automatic Obedience: Penderita secara otomatis mengikuti perintah orang lain, bahkan jika perintah tersebut berbahaya. Misalnya, spontan melempar benda hanya karena diminta.
Bagaimaa Cara Pengobatannya?
Dukungan lingkungan sangat penting—hindari mengagetkan atau mengusili penderita agar terapinya berjalan maksimal. [Gemini AI]Belum ada cara pasti untuk mencegah latah secara umum.
Namun khusus ekolalia pada anak, orang tua dapat mendorong anak mengenal lebih banyak variasi bahasa dan cara komunikasi agar respons tersebut tidak menjadi kebiasaan jangka panjang.
Hingga kini belum ada terapi khusus yang sepenuhnya menyembuhkan latah. Perawatan diberikan berdasarkan gejalanya, seperti:
- Terapi Bicara: Efektif untuk membantu penderita ekolalia.
- Obat-obatan: Jika latah menimbulkan stres atau kecemasan, dokter dapat meresepkan antidepresan atau obat penenang tertentu.
Selain terapi medis, dukungan lingkungan juga sangat penting. Mengagetkan penderita sebagai bahan lelucon justru memperparah kondisi dan membuat mereka semakin stres.
Berbicara terlalu keras atau cepat pun dapat memicu kelatahan kambuh.
Dengan terapi yang konsisten dan lingkungan yang suportif, kelatahannya bisa berkurang dan bahkan mereda seiring waktu.