Kesehatan

Pria Makan Semen Alami Pica, Kebiasaan Makan Menyimpang

Forumterkininews.id, Jakarta – Seorang pria asal Takalar, Sulawesi Selatan bernama Haris Daeng mengonsumsi semen setiap hari. Haris mengonsumsi semen dalam bentuk makanan ataupun minuman sejak tiga tahun lalu.

Awalnya, ia mencoba semen saat terjebak dalam gudang yang penuh dengan debu dan semen. Saat pertama kali ia mencobanya, rasa semennya pahit kemudian dia mencoba dengan mencampurkan air dan mencelupkan pisang lalu memakannya.

Hingga saat ini, ia bisa mengonsumsi semen setiap saat dengan meminum atau mencampurnya dengan buah pisang. Meskipun mengonsumsi semen setiap hari, Haris merasa tubuhnya baik-baik saja. Haris tidak merasakan apa-apa kondisinya sehat dan bugar.

Kebiasaan Haris ini merupakan suatu kebiasaan memakan benda yang bukan makanan seperti batu, bata, kapur, sabun, kertas, tanah dan lainnya. Kebiasaan ini biasa disebut dengan Pica. Di mana seseorang mengonsumsi zat-zat bukan makanan yang tidak bergizi. Biasanya hal ini terjadi dalam jangka waktu satu bulan.

Mengutip laman Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental dari American Psychiatric Association, Edisi Kelima, gangguan Pica ini juga umumnya terjadi pada anak-anak. Namun, tak jarang dapat terjadi juga kepada pasien dengan gangguan intelektual, pada wanita selama hamil, atau muncul bersamaan dengan penyakit skizofrenia, OCD, dan trikotilomania.

Pica tidak berbahaya bersifat jangka pendek dan akan hilang sendiri tanpa gejala sisa. Kondisi yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang, dapat menyebabkan penyumbatan usus, bezoar, dan keracunan.

Faktor Gangguan Pica

Penyebab Pica dapat terjadi karena kurangnya zat besi, seng, atau kalsium. Banyak penelitian berbasis populasi menemukan rendahnya kadar zat besi/ferritin serum di antara pasien Pica.

Kemudian, menurut jurnal yang dipublikasi pada National Library of Medicine, terkait “Makan semuanya kecuali makanan (PICA): Laporan dan tinjauan kasus yang jarang terjadi“, teori nutrisi melatarbelakangi perilaku tersebut, di mana enzim otak yang mengatur nafsu makan diubah oleh kekurangan zat besi atau seng, sehingga memicu keinginan ngemil tertentu.

Namun, yang dimakan berupa non-makanan yang tidak memenuhi kebutuhan mineral dalam tubuh seseorang.

Sebuah studi mengenai faktor psikologis juga telah melaporkan adanya hubungan antara Pica dan stres, penelantaran dan kekerasan pada anak, dan kekurangan pada ibu. Sampai saat ini belum ada hubungan sebab akibat langsung yang diketahui.

Meskipun Pica masih belum diketahui penyebabnya, namun terdapat beberapa faktor terjadinya gangguan Pica, mengutip laman perusahaan pendidikan dan teknologi kesehatan profesional terkemuka, StatPearls :

1. Menekankan
2. Faktor budaya
3. Perilaku yang dipelajari
4. Status sosial ekonomi rendah
5. Gangguan kesehatan mental yang mendasari
6. Kekurangan nutrisi
7. Penelantaran anak
8. Kehamilan
9. Epilepsi
10. Psikopatologi keluarga

Meskipun secara fisik orang yang mengalami gangguan Pica akan terlihat normal, namun terdapat kemungkinan keracunan atau komplikasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button