Nasional

Prof Kosuke Heki Soroti Risiko Megathrust di Indonesia, Belajar dari Gempa Besar Palung Nakai

07 Desember 2025 | 16:27 WIB
Prof Kosuke Heki Soroti Risiko Megathrust di Indonesia, Belajar dari Gempa Besar Palung Nakai
ilustrasi [Sumber: BRIN]

Potensi gempa megathrust di Indonesia yang aktif disuarakan oleh para pakar, juga menjadi perhatian komunitas ilmiah global. Termasuk pemahaman tentang pergerakan kerak bumi, tanda-tanda awal sebelum gempa besar, serta upaya mitigasi bencana.

rb-1

Prof. Kosuke Heki dari Hokkaido University, misalnya. Sebagai Visiting Researcher di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, ia memberikan insight mengenai “Nankai Trough Earthquake in Southwest Japan: What can we learn to mitigate disasters in Indonesia?”

Menurutnya, gempa besar di zona Nankai Trough di Jepang bukan sekadar ancaman lokal, namun juga sumber pembelajaran global bagi negara rawan megathrust seperti Indonesia.

rb-3

Ia menjelaskan dasar mengenai siklus megathrust. “Kami memahami bahwa gempa bumi berkekuatan 8 terjadi dalam interval yang jauh lebih pendek sekitar 50 hingga 100 tahun. Jadi, ini adalah pandangan klasik kami sebelum gempa bumi,” jelas Heki dalam Pusat Riset Kebencanaan BRIN mengulas topik tersebut dalam Geohazard Webinar #5 dengan tema “Understanding Geohazard With GNSS” secara daring, baru-baru ini.

Foto: bRINFoto: bRINSulit Diprediksi tapi harus Jadi Perhatian Serius

Menurut Heki, dikutip dari Humas BRIN, potensi gempa besar tetap menjadi perhatian serius, meskipun waktu pastinya sulit diprediksi. Ia menekankan pentingnya pengamatan deformasi jangka panjang melalui Global Navigation Satellite System (GNSS) dan pengukuran dasar laut.

“Kemudian kita dapat melihat bahwa kopling antar-seismik yang saling mengunci terjadi hampir di sumbu palung. Jadi, bahkan di bagian batas besar yang sangat dangkal, terdapat regangan yang terakumulasi untuk gempa berikutnya,” tuturnya.

1 2 Tampilkan Semua
Tag Megathrust di Indonesia Prof Kosuke Heki

Terkait