BNPB akan membangun empat titik pusat pengendalian operasi (pusdalops) di Nusa Tenggara Barat (NTB). Peletakan batu pertama pembangunan pusdalops digelar di kantor BPBD Provinsi NTB, pada Kamis 5 Desember 2024 kemarin.
Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto mengatakan akan ada empat titik lokasi pembangunan pusdalops di NTB. Di antaranya, 3 di kabupaten/kota dan 1 di provinsi.
"Dibangun di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Utara, dan satu di provinsi," kata Suharyanto dalam keterangannya, Minggu (8/12/2024).
Selain itu akan dibangun command center atau pusat pemantauan bencana. Command center akan difasilitasi dengan teknologi penerimaan informasi bencana dari BMKG dan stakeholder terkait serta sarana-prasarana keposkoan sebagai antisipasi ketika terjadi bencana.
Dirinya mengatakan pembangunan pusdalops merupakan salah satu upaya Pemerintah RI dalam menanggulangi bencana.
Apalagi Indonesia merupakan salah satu negara dengan risiko bencana tertinggi di dunia menempati posisi kelima.
Terlebih lagi, merupakan salah provinsi di Indonesia yang memiliki potensi risiko bencana alam cukup tinggi.
Pada 2021, terjadi gempa yang cukup besar di Larantuka dengan skala 7,5 SR yang berpotensi terjadi tsunami di NTB. Secara historis dalam kurun waktu 10 terakhir, di wilayah NTB telah terjadi 562 kejadian bencana yang didominasi oleh banjir dan bencana yang mengakibatkan dampak terbesar adalah gempa bumi.
Pekerjaan ini dilaksanakan menggunakan dana pinjaman dari Bank Dunia dengan jadwal pengerjaan selama 150 hari.
"Proyek ini nantinya akan dihibahkan ke pemerintah daerah, maka saya minta kepada Kalaksa BPBD laksanakan semaksimal mungkin, penuhi waktunya jangan sampai mundur dari 150 hari. Pastikan kualitas seusai dengan standar yang diharapkan," tukas Suhayanto.