FTNews - Sebuah fenomena alam yang tidak pernah terjadi sebelumnya di Indonesia, baru saja terjadi. Lebih tepatnya di Rancaekek, Kabupaten Bandung, sebuah angin tornado menerpa daerah tersebut.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), akan melakukan upaya rekonstruksi dan investigasi angin tornado ini. Seorang peneliti di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Dr. Erma Yulihastin, juga mengangkat suaranya melalui akun media sosial X miliknya.
“Struktur tornado Rancaekek, Indonesia, dibandingkan dengan tornado yang biasa terjadi di belahan bumi utara, Amerika Serikat. Memiliki kemiripan 99,99% alias mirip bingits!†tulis Dr. Erma di akun @EYulihastin.
Selain itu, Dr. Erma juga menjelaskan bahwa fenomena ini berbeda dari angin puting beliung. Ia mengatakan bahwa angin tornado memiliki skala kekuatan angin yang lebih tinggi dan radius yang lebih luas.
[caption id="attachment_159923" align="alignnone" width="1200"] Perbandingan angin tornado di Rancaekek dan di Amerika Serikat. Foto: X/EYulihastin
Angin tornado memiliki kecepatan angin yang dapat mencapai 70 km/jam. Sementara itu, berdasarkan kajian BRIN, angin puting beliung terkuat yang pernah mereka catat memiliki kecepatan 56 km/jam.
Selain itu, Dr. Erma juga menjelaskan bahwa puting beliung yang biasa terjadi hanya berlangsung sekitar 5-10 menit. Hanya satu kasus tidak biasa yang pernah tercatat yaitu puting beliung di Cimenyan tahun 2021 dengan durasi 20 menit.
Melalui akun X-nya juga, ia mengabarkan BRIN akan melakukan rekonstruksi dan investigasi terhadap tornado Rancaekek ini.
“Kami tim periset dari BRIN secepatnya akan melakukan rekonstruksi dan investigasi tornado Rancaekek pada hari ini (21/2). Kronologi foto-foto dan video dari masyarakat dan media sangat membantu periset dalam mendokumentasikan extreme event yg tercatat sebagai tornado pertama ini,†tulisnya.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), akan melakukan upaya rekonstruksi dan investigasi angin tornado ini. Seorang peneliti di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Dr. Erma Yulihastin, juga mengangkat suaranya melalui akun media sosial X miliknya.
“Struktur tornado Rancaekek, Indonesia, dibandingkan dengan tornado yang biasa terjadi di belahan bumi utara, Amerika Serikat. Memiliki kemiripan 99,99% alias mirip bingits!†tulis Dr. Erma di akun @EYulihastin.
Selain itu, Dr. Erma juga menjelaskan bahwa fenomena ini berbeda dari angin puting beliung. Ia mengatakan bahwa angin tornado memiliki skala kekuatan angin yang lebih tinggi dan radius yang lebih luas.
Baca Juga: Apple Uji Coba Aplikasinya di Windows 11
Angin tornado memiliki kecepatan angin yang dapat mencapai 70 km/jam. Sementara itu, berdasarkan kajian BRIN, angin puting beliung terkuat yang pernah mereka catat memiliki kecepatan 56 km/jam.
Selain itu, Dr. Erma juga menjelaskan bahwa puting beliung yang biasa terjadi hanya berlangsung sekitar 5-10 menit. Hanya satu kasus tidak biasa yang pernah tercatat yaitu puting beliung di Cimenyan tahun 2021 dengan durasi 20 menit.
Melalui akun X-nya juga, ia mengabarkan BRIN akan melakukan rekonstruksi dan investigasi terhadap tornado Rancaekek ini.
“Kami tim periset dari BRIN secepatnya akan melakukan rekonstruksi dan investigasi tornado Rancaekek pada hari ini (21/2). Kronologi foto-foto dan video dari masyarakat dan media sangat membantu periset dalam mendokumentasikan extreme event yg tercatat sebagai tornado pertama ini,†tulisnya.