Forumterkininews.id, Jakarta - Indonesia akan menjadi satu dari tiga besar produsen baterai kendaraan listrik (electric vehincle/EV) terbesar di dunia pada 2027. Keyakinan itu keluar dari mulut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut mengatakan keyakinan itu juga didukung oleh telah ditandatanganinya perjanjian kerja sama pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik. Antara holding BUMN MIND ID dengan produsen baterai kendaraan listrik asal China Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL) pada Senin (16/1).
"Nanti tahun 2027 kita mungkin salah satu dari tiga besar dunia yang akan memproduksi EV battery juga termasuk mobil EV," katanya dalam Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda 2023 yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.
"Maka kita sudah siap memasuki satu era baru membangun ekosistem lithium battery dan juga mobil EV dan ini kalau berjalan semua sesuai rencana, maka baterai pertama litium juga akan bisa kita produksi pada tahun 2025," sambungnya.
Luhut menuturkan kinerja ekspor langsung terkerek naik dengan hilirisasi yang tengah digenjot pemerintah. Ia mencatat ekspor turunan nikel Indonesia naik signifikan dari sekitar 8,1 miliar dolar AS menjadi 33,8 miliar dolar AS pada 2022.
"Kelihatan ekspor kita sangat naik dengan baik pada tahun ini, hampir 11 miliar dolar AS, tambah dari kenaikan down stream industry atau hilirisasi dari hanya nickel ore (bijih nikel). Jadi kalau nanti kita sampe pada lithium battery, angka ini saya kira akan jauh lebih besar," katanya, diberitakan Antara.
Luhut memprediksi ekspor turunan nikel bisa meningkat dua kali lipat jika rencana hilirisasi hingga ke ekosistem industri baterai listrik bisa berjalan dalam empat hingga lima tahun ke depan.
Luhut mengatakan keyakinan itu juga didukung oleh telah ditandatanganinya perjanjian kerja sama pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik. Antara holding BUMN MIND ID dengan produsen baterai kendaraan listrik asal China Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL) pada Senin (16/1).
"Nanti tahun 2027 kita mungkin salah satu dari tiga besar dunia yang akan memproduksi EV battery juga termasuk mobil EV," katanya dalam Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda 2023 yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.
"Maka kita sudah siap memasuki satu era baru membangun ekosistem lithium battery dan juga mobil EV dan ini kalau berjalan semua sesuai rencana, maka baterai pertama litium juga akan bisa kita produksi pada tahun 2025," sambungnya.
Luhut menuturkan kinerja ekspor langsung terkerek naik dengan hilirisasi yang tengah digenjot pemerintah. Ia mencatat ekspor turunan nikel Indonesia naik signifikan dari sekitar 8,1 miliar dolar AS menjadi 33,8 miliar dolar AS pada 2022.
"Kelihatan ekspor kita sangat naik dengan baik pada tahun ini, hampir 11 miliar dolar AS, tambah dari kenaikan down stream industry atau hilirisasi dari hanya nickel ore (bijih nikel). Jadi kalau nanti kita sampe pada lithium battery, angka ini saya kira akan jauh lebih besar," katanya, diberitakan Antara.
Luhut memprediksi ekspor turunan nikel bisa meningkat dua kali lipat jika rencana hilirisasi hingga ke ekosistem industri baterai listrik bisa berjalan dalam empat hingga lima tahun ke depan.