Sebuah fakta mengejutkan diungkap Kepala Biro Urusan Kemanusiaan PBB, Tom Fletcher.
Tom Fletcher mengungkap kenyataan memilukan ketika ia melakukan kunjungan terbarunya ke wilayah Jalur Gaza, Palestina.
Dia menyebut, banyak anjing liar berkeliling di antara puing-puing bangunan memiliki tubuh yang gemuk.
"Salah satu hal mengejutkan pertama yang saya lihat ketika berkendara adalah anjing-anjing berjalan di antara puing-puing," ungkap Fletcher dilansir dari middleeasteye, Minggu (16/3/2025).
Ternyata, alasan para anjing liar memiliki badan gemuk karena mereka memakan daging dari mayat-mayat warga Gaza yang tewas dibunuh Israel.
Diketahui, jika pasukan Israel kerap membunuh warga Palestina dengan kejam, membiarkan jasad mereka tergeletak di jalanan, hingga mempersulit proses evakuasi jenazah.
"Saya bertanya kepada rekan saya yang bersama saya, mengapa anjing-anjing itu begitu gemuk? Dan dia berkata, yah, karena anjing-anjing itu mencari mayat. Dan Anda melihat orang-orang itu kurus, dan kemudian Anda melihatnya dari jarak bermil-mil." ungkap Fletcher.
Melansir dari laman trt.global, Israel kembali memblokir semua pengiriman bantuan dengan alasan kebuntuan atas perjanjian gencatan senjata dengan Hamas yang sudah terjadi sejak 19 Januari 2025.
Pemblokiran tersebut telah menaikkan harga makanan dan bahan bakar ke tingkat yang ekstrem, sehingga banyak orang terpaksa membatasi makanan mereka.
Sebelum blokade, otoritas PBB telah mengirimkan lebih dari 20.000 truk, dengan rata-rata 600 hingga 700 truk per hari, untuk memasok bantuan kepada 2 juta orang yang sangat membutuhkan bantuan.
"Itu membuat perbedaan yang sangat, sangat besar, dan itu jelas merupakan perbedaan yang tidak kita buat dan belum pernah kita buat selama dua minggu terakhir sejak perbatasan ditutup," kata Fletcher.
Gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari ditandai dengan pertukaran 33 sandera Israel dan lima warga negara Thailand dengan sekitar 2.000 tahanan Palestina.
Namun dengan berakhirnya fase awal 42 hari, negosiasi terhenti karena Israel menolak untuk memulai fase kedua gencatan senjata.
Israel sendiri diketahui telah membunuh lebih dari 48 ribu warga Palestina dan menghancurkan sebahagian besar wilayah Gaza selama masa perang sejak 7 Oktober 2023 lalu.
Banyak pihak mengecam aksi yang dilakukan Israel yang dianggap sebagai salah satu bentuk kejahatan genosida.