Forumterkininews.id, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno ingin memutus dominasi gim asing. Oleh karena itu, Indonesia diharapkan bisa menghasilkan pembuat gim lokal yang bisa diandalkan.ÂÂ
"Bagi saya, the next generation developers untuk gim lokal harus hadir. Kita harus perkuat ekosistem digital di Indonesia," kata Sandi, diberitakan Antara.ÂÂ
Sandi mengungkapkan saat ini industri gim di Indonesia memiliki potensi ekonomi hingga 2 miliar Dolar AS (Rp31,2 triliun).
Jumlah potensi ekonomi yang besar tersebut sayangnya didominasi oleh para pelaku industri gim dari luar negeri khususnya China dan AS.
"Sayangnya 95 persennya potensi ekonomi itu bukan bagian dari ekonomi digital Indonesia," ujar Sandi.
Untuk itu, dukungan berupa pengembangan talenta digital khususnya untuk industri gim Tanah Air perlu semakin ditingkatkan.
Pengembangan talenta digital itu bisa dilakukan dengan berbagai skema, mulai dari skema kolaborasi pelatihan kompetensi hingga menghadirkan kompetisi untuk menstimulasi talenta-talenta pengembang (developers) gim lokal.
Sandi mencontohkan salah satu program dari swasta yang sejalan dengan misi mengembangkan industri gim lokal ialah Indie Games Accelator besutan Google.
Program itu mendukung studio-studio pengembang gim yang tergolong Indie namun memiliki potensi tinggi menciptakan peluang ekonomi.
Studio-studio gim Indie itu akan mendapatkan akses ke jaringan hingga pakar industri gim selama tiga bulan untuk mengakselerasi bisnis gimnya.
"Program ini sesuai dengan arahan Pak Presiden agar (pelaku industri) games Indonesia bisa jadi tuan rumah di negeri sendiri," ujar Sandi.
"Bagi saya, the next generation developers untuk gim lokal harus hadir. Kita harus perkuat ekosistem digital di Indonesia," kata Sandi, diberitakan Antara.ÂÂ
Sandi mengungkapkan saat ini industri gim di Indonesia memiliki potensi ekonomi hingga 2 miliar Dolar AS (Rp31,2 triliun).
Baca Juga: Wow! Facebook Ganti Nama
"Sayangnya 95 persennya potensi ekonomi itu bukan bagian dari ekonomi digital Indonesia," ujar Sandi.
Untuk itu, dukungan berupa pengembangan talenta digital khususnya untuk industri gim Tanah Air perlu semakin ditingkatkan.
Pengembangan talenta digital itu bisa dilakukan dengan berbagai skema, mulai dari skema kolaborasi pelatihan kompetensi hingga menghadirkan kompetisi untuk menstimulasi talenta-talenta pengembang (developers) gim lokal.
Sandi mencontohkan salah satu program dari swasta yang sejalan dengan misi mengembangkan industri gim lokal ialah Indie Games Accelator besutan Google.
Program itu mendukung studio-studio pengembang gim yang tergolong Indie namun memiliki potensi tinggi menciptakan peluang ekonomi.
Studio-studio gim Indie itu akan mendapatkan akses ke jaringan hingga pakar industri gim selama tiga bulan untuk mengakselerasi bisnis gimnya.
"Program ini sesuai dengan arahan Pak Presiden agar (pelaku industri) games Indonesia bisa jadi tuan rumah di negeri sendiri," ujar Sandi.