Seorang pria dengan wajah kesal nekat mendekati Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat melakukan kunjungan ke salah satu pangkalan gas LPG 3 kilogram di daerah Cibodas, Kota Tangerang.
Saat berkesempatan bertatap muka, pria paruh baya ini langsung menumpahkan unek-unek atas kebijakan Menteri Bahlil melarang pengecer menjual gas LPG 3 kg yang berujung kelangkaan.
Baca Juga: Wamen ESDM soal UMKM Dapat Alokasi Khusus LPG 3 Kg Agar Distribusi dari Pangkalan Terukur
"Kalau memang ada yang nakal, menimbun, atau mengurangi isi gas, Bapak punya senjata, punya alat untuk bertindak, bukan kami jadi korban," kata Efendi dengan nada tinggi di hadapan Bahlil.
Sesekali tangannya menunjuk ke arah wajah Menteri Bahlil. Sedangkan sang menteri malah senyum-senyum seraya berusaha menenangkan pria di hadapannya.
"Ini dilakukan agar Bapak mendapatkan harga yang baik. Ya sudah, Bapak antre dulu biar dapat gasnya," jawab Bahlil.
"Bukan soal antrenya Pak. Anak kami lapar, butuh makan. Saya lagi masak, saya tinggal demi gas. Logika berjalan dong pak," timpal si pria lagi dengan nada semakin kesal.
Karena nada bicaranya yang makin tinggi, pria tersebut kemudian dibawa ke belakang demi menghindari hal yang tak diinginkan.
Lelaki nekat itu belakangan diketahui bernama Efendi. Sehari-hari ia berjualan makanan jadi untuk menafkahi keluarga dan anak-anaknya.
Beberapa hari terakhir ia mengaku sulit mencari gas LPG 3 kg untuk sehari-hari mengolah bahan makanan yang akan dijual. Dia bilang, sulit berdagang gegara gas LPG 3 kg langka.
Efendi hanya satu dari ribuan, atau bahkan jutaan masyarakat Indonesia yang mengalami hal sama. Selain pedagang, ibu rumah tangga pun menjerit gegara sulit menemukan LPG 3 kg. Sekalipun ada, mereka harus mengantre berjam-jam.