Beberapa waktu lalu Kabupaten Blora, Jawa Tengah dihebohkan dengan bentroknya ormas Pemuda Pancasila dan ormas pendatang baru, Grib Jaya.
Keduanya bentrok diduga eksistensi partai yang baru saja mengepakkan sayapnya di Indonesia.
Akibat bentrokan tersebut sejumlah anggota dari kedua belah pihak mengalami korban luka. Sementara sejumlah kendaraan rusak akibat bentrok tersebut.
FT News coba mengulik sekilas perjalanan dan sejarah dari ormas PP yang sudah cukup lama mengisi blantika keorganisasian masyarakat di Indonesia itu.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Wikipedia, Pemuda Pancasila atau disingkat PP adalah sebuah organisasi paramiliter Indonesia yang didirikan oleh Jenderal Abdul Haris Nasution pada 28 Oktober 1959.
Sejak tahun 1981 hingga saat ini, Pemuda Pancasila dipimpin oleh Japto Soerjosoemarno.
Organisasi ini dibentuk dari perjalan politik bersifat semi-resmi yang mendukung pemerintahan Orde Baru Soeharto.
Nama ormasnya juga mengacu pada Pancasila, "lima prinsip" resmi negara Indonesia.
Pemuda Pancasila memainkan peran penting dalam mendukung kudeta militer Suharto pada tahun 1965.
Mereka juga menjadi pasukan tambahan bagi tentara Indonesia yang ikut menumpas komunis di seluruh Provinsi Sumatera Utara, seperti yang dijelaskan dalam film dokumenter Jagal yang dirilis pada tahun 2012.
Dalam film dokumenter tersebut, dinyatakan bahwa organisasi saat itu memiliki tiga juta anggota. Perkiraan keanggotaan nasional dari akhir 1990-an sampai saat ini berkisar 10.000.000 orang.
Anggota Pemuda Pancasila (menggunakan pakaian loreng hitam-oranye).
Adapun sejarah Pemuda Pancasila, awalnya bernama Pemuda Patriotik, sayap pemuda dari Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) yang didirikan oleh tiga perwira TNI yakni A.H. Nasution, Ahmad Yani, dan Gatot Soebroto pada 28 Oktober 1959.
Tujuan dibentuknya IPKI adalah untuk menangkal Ancaman Merah dari Partai Komunis Indonesia (PKI) dan menegakkan Pancasila sebagai ideologi sejati.
Pemuda Patriotik kemudian diubah namanya menjadi Pemuda Pancasila seiring dengan berkembangnya sayap IPKI yakni Buruh Pancasila, Tani Pancasila, dan Wanita Pancasila.
Sejak awal, Pemuda Pancasila dibentuk untuk melawan Pemuda Rakyat, Buruh Pancasila untuk melawan SOBSI, Tani Pancasila untuk melawan BTI, dan Wanita Pancasila untuk melawan Gerwani.
Setelah Orde Baru berdiri, IPKI pun menjadi partai dan ikut serta dalam Pemilihan Umum 1971.
Namun, setelah itu terjadi perpecahan. Ketika IPKI bergabung dengan PDI, maka Pemuda Pancasila keluar dan bergabung dengan Golkar yang merupakan partai politik terbesar pada saat itu.
Di era ini, muncul tokoh-tokoh Pemuda Pancasila yang cukup terkenal seperti Ruhut Sitompul dan Yorrys Raweyai.
Pada tahun 1981, para tokoh Pemuda Pancasila dari Sumatera Utara seperti Faisal Abdullah, ML Tobing, dan Effendi Nasution berkumpul di Ancol dan sepakat untuk menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di Cibubur.
Dalam Munaslub tersebut, seorang bangsawan Mangkunegaran bernama KPH Japto Soerjosoemarno terpilih sebagai Ketua Umum Pemuda Pancasila yang baru
Profil Pemuda Pancasila :
Pemimpin : Japto Soerjosoemarno
Waktu operasi : 1959–Sekarang
Wilayah operasi : Indonesia
Ideologi : Anti-komunisme, Pancasila, Ultranasionalisme
Posisi politik : Kanan-jauh
Status : Aktif
Jumlah anggota : 10,000,000.