Nama Ustadz Adi Hidayat muncul sebagai pengganti Miftah Maulana Habiburrahman sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Pantauan FTNews, Senin (9/12), beredar video Ustadz Adi Hidayat turun dari pesawat dengan narasi ia akan langsung menuju Istana Presiden untuk dilantik sebagai pengganti Miftah Maulana Habiburrahman.
Pria kelahiran Pandeglang, Banteng, pada 11 September 1984 tumbuh dalam keluarga yang sederhana namun religius. Ia sering mengingatkan pentingnya doa, adab bertetangga dan usaha dalam meraih rezeki.
Ustadz Adi Hidayat menikah dengan perempuan asal Lasem, Rembang yang memiliki hubungan kekerabatan dengan sejumlah keluarga Kiai pesantren di Pati, Jawa Tengah. Pasangan ini kemudian dikaruniai lima anak.
Sejak usia dini, bakat intelektualnya sudah terlihat jelas dengan prestasi yang konsisten selama masa pendidikan formal dan informal.
Pendidikan formal Ustadz Adi Hidayat dimulai di TK Pertiwi Pandeglang pada tahun 1989. Kemudian ia melanjutkan ke SND Kraton 3 Pandeglang sebelum pindah ke SDN III Pandeglang. Selama masa tersebut, ia terus menorehkan prestasi sebagai siswa terbaik.
Selain menempuh pendidikan umum, Ustadz Adi Hidayat juga belajar di Madrasah Salafiyah Sanusiyah Pandeglang, di mana potensinya dalam menyampaikan ilmu agama mulai berkembang.
Ia sering diminta berbicara di depan khalayak ramai sebagai penceramah muda pada acara-acara resmi seperti wisuda santri.
Kombinasi pendidikan agama dan akademik yang dijalaninya sejak kecil telah membentuk sosok yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga memiliki kedalaman spiritual yang kuat, menjadikannya panutan bagi banyak orang.
Pada tahun 1997, perjalanan pendidikan Ustadz Adi Hidayat berlanjut di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut. Pendidikan ini terkenal karena memadukan pendidikan agama dan umum secara seimbang.
Di tempat tersebut, seorang guru utama, Buya K.H. Miskun as-Syatibi, berperan penting dalam membentuk kecintaan mendalam terhadap Al Qur’an.
Di tahun terakhirnya di pesantren, kesempatan mengikuti program Daurah Tadribiyyah dari Universitas Islam Madinah di Yogyakarta menjadi pengalaman yang tidak terlupakan bagi Ustadz Adi Hidayat.
Perjalanan akademik di Tingkat Tinggi pada tahun 2003, peluang besar menghampiri melalui undangan PMDK dari Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bekerjasama dengan Universitas Al-Azhar Kairo.
Pada 2005, kesempatan lain muncul untuk melanjutkan studi di Kuliah Dakwah Islamiyah Libya. Selama masa studi di Libya itu, berbagai cabang ilmu agama seperti Al Qur’an, hadits, fiqh, ushul fiqh dan bahasa Arab dipelajari secara mendalam.
Selain pendidikan formal, Ustadz Adi Hidayat juga aktif dalam seminar dan dialog lintas agama di forum ulama dunia semakin memperkaya wawasannya.
Bahkan, di akhir studinya, Ustadz Adi Hidayat diberi amanah sebagai aminul khutaba yang berperan menentukan khatib di Masjid Dakwah Islamiyah Tripoli.
Kontribusi Adi Hidayat setelah kembali ke Indonesia di awal tahun 2011 menandai kepulangannya untuk melanjutkan kiprah dalam dakwah. Pengasuhan Pondok Pesantren Al-Qur’an Al-Hikmah di Lebak Bulus menjadi langkah awal sebelum mendirikan Quantum Akhyar Institute di Bekasi pada tahun 2013. Lembaga ini berfokus pada pengembangan dakwah dan kajian Islam.
Selain mendirikan Akhyar TV sebagai media dakwah, Ustadz Adi Hidayat juga mengeluarkan 12 karya tulis baik dalam bahasa Arab maupun Indonesia. Karya-karya tersebut menjadi rujukan penting dalam berbagai kajian Islam kontemporer.
Aktivitas dakwahnya meliputi pengajaran, seminar dan dialog keagamaan di berbagai tempat. Hal ini mempertegas kontribusinya sebagai tokoh yang berperan besar dalam membangun pemahaman keIslaman yang mendalam di Indonesia.