Skrip Film Ditulis Menggunakan AI, Bagaimana Respon Sinefil?

20 Juni, 2024 | 00:00:00

FTNews - Teknologi artificial intelligence (AI) memang sangat canggih. Apa lagi, banyak manfaatnya dalam membantu manusia dalam mengerjakan pekerjaannya. Salah satunya, di dalam sektor perfilman. Di mana, sebuah bioskop di London, Inggris, hendak menayangkan sebuah film dengan skrip yang ditulis menggunakan teknologi AI.

Film yang bernama The Last Screenwriter, diciptakan oleh Peter Luisi. Rencananya, penayangan film ini akan berlangsung di Bioskop Prince Charles (PC) di Soho, Inggris. Akan tetapi, penayangan film tersebut berujung gagal.

Sang pembuat film, Peter Luisi, memang menggembar-gemborkan bahwa seluruh skrip film buatannya menggunakan AI. Akibat dari hal tersebut, para sinefil mengungkapkan kekecewaannya terhadap kelakuan sang pemilik film.

Akibat dari sorakan tersebut, Bioskop Prince Charles memutuskan untuk tidak menayangkan film tersebut di dalam layar lebar milik mereka. “Masukan yang kami terima selama 24 jam setelah mengiklankan film tersebut merupakan kekhawatiran para penonton. Terkait penggunaan AI dalam penulisan, juga mengangkat isu lebih besar dalam industri,” ungkap mereka dalam surat terbuka yang mereka unggah melalui akun Instagram-nya.

Respon para Sinefil


[caption id="attachment_180515" align="alignnone" width="696"] Ilustrasi menulis skrip film. Foto: Canva

Banyak yang berterima kasih kepada keputusan dari Bioskop Prince Charles terkait pembatalan penayangan The Last Screenwriter. Salah satunya adalah Ashanti Omkar, seorang presenter dan penyiar dengan 15,4 ribu pengikut di Instagram-nya.

“Integritas ini memang sangat dibutuhkan. Terima kasih tim PC. Mari kita tingkatkan penggunaan AI untuk hal-hal yang tidak ingin dilakukan manusia ketika pikiran mereka dapat digunakan untuk hal-hal cemerlang dan menakjubkan,” jelasnya dalam kolom komentar unggahan Bioskop Prince Charles.

Ia juga mengatakan bahwa menggantikan posisi penulis menggunakan AI bukanlah cara yang tepat dalam industri perfilman. Namun, ia juga tidak membantah bahwa teknologi ini memiliki potensinya untuk mengembangkan industri tersebut.

“Mari kita gunakan AI untuk membantu mereka sehingga mereka dapat membantu kita dengan pelatihan yang mereka miliki dan pikiran cemerlang mereka. Hal yang sama berlaku untuk seniman dan kreatif,” lanjut Omkar.

Topik Terkait: