Sindir Donasi Rp 10 M, Endipat Wijaya Ternyata Punya Tank di Garasi
Nama anggota Komisi I DPR, Endipat Wijaya, tengah mendapat sorotan publik. Bukan hanya karena komentarnya tentang donasi Rp 10 miliar untuk korban bencana Aceh dan Sumatera, namun juga karena harta kekayaannya yang mencapai Rp 14.355.375.506 berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
Kekayaan Rp 14,3 Miliar
Anggota DPR RI Endipat Wijaya. [Instagram]
Baca Juga: Jerome Polin Hitung Ulang Tunjangan Beras DPR Rp12 Juta, Hasilnya Mengejutkan
Dalam laporan terakhir yang disampaikan pada 26 Maret 2025, Endipat mencatat aset kendaraan sebesar Rp 2,59 miliar.
Total ada tiga mobil yang seluruhnya tercatat sebagai harta pribadi. Menariknya, salah satunya adalah SUV premium bernilai lebih dari satu miliar rupiah.
Mobil Termahal, GWM Tank 500 HEV
Baca Juga: Biodata dan Agama Ahmad Sahroni, Kabur ke Luar Negeri Saat Rumah Dijarah Warga
GWM Tank 500 [Instagram]
Mobil paling mencolok dari koleksinya adalah GWM Tank 500 HEV keluaran 2024, SUV hybrid yang sedang naik daun di pasar Indonesia.
Mobil ini memiliki:
- Teknologi hybrid modern
- Desain besar dan gagah khas SUV premium
- Kenyamanan kabin kelas atas
- Harga taksiran mencapai Rp 1.196.000.000
Model ini menjadi perhatian karena tidak banyak pejabat yang memilih GWM Tank 500 HEV, sehingga keberadaannya di garasi Endipat menambah sorotan publik terhadap harta kekayaannya.
Dua Mobil Lain: CR-V dan Alphard
Selain GWM Tank, Endipat juga memiliki:
- Honda CR-V 2019 – nilai sekitar Rp 400 juta
- Toyota Alphard 2021 – mobil MPV mewah dengan harga taksiran Rp 1 miliar
Ketiga mobil ini menunjukkan bahwa Endipat memilih kendaraan dari segmen berbeda, mulai dari SUV premium, SUV menengah, hingga MPV mewah.
Nama Viral Imbas Komentar Soal Donasi Bencana
Sebelumnya, Endipat menjadi perbincangan karena pernyataannya dalam rapat Komisi I DPR bersama Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid.
Ia menyinggung gerakan donasi untuk korban bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang disebutnya hanya mengumpulkan Rp 10 miliar, sementara negara telah menyalurkan bantuan triliunan rupiah.
Ia juga menyampaikan kritik terhadap pihak-pihak yang menurutnya “sok paling Aceh dan Sumatera”, karena hanya hadir sekali-dua kali di lokasi bencana namun mengklaim banyak berjasa.