Update Longsor Cilacap: Tiga Korban Ditemukan Meninggal, 20 Lainnya Masih Dicari
Mereka yang hilang dalam longsor di wilayah Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, masih dalam pencarian. Berdasarkan data sementara, baru tiga korban yang ditemukan, namun dalam kondisi tidak bernyawa. Sedang 20 orang lainnya masih dicari. Diduga puluhan korban itu tertimbun material longsoran.
Info BNPB menyebut, sekitar 200 personel gabungan yang terdiri dari Basarnas, BPBD, Tagana, PMI, TNI dan Polri serta relawan dan masyarakat sekitar ikut berjuang mencari para korban yang hilang.
BNPB juga mengatakan, Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto untuk segera ke lokasi bencana untuk memastikan secara langsung penanganan darurat bencana telah berjalan secara optimal. Yetpadu dan menyeluruh.
“Atas arahan Presiden Prabowo Subianto, kami langsung berangkat ke sana,” tegas Suharyanto usai mengisi materi Senior Disaster Management Training (SDMT) di Gedung INA DRTG, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (14/11/2025).
Sebelumnya, Deputi Bidang Penanganan Darurat (Deputi 3) BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan bersama Tim Reaksi Cepat (TRC) termasuk sejumlah personel Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatinkom), telah diperintahkan Kepala BNPB untuk berangkat lebih awal pada hari ini. Setibanya di sana Budi, langsung melihat kondisi, memberikan dukungan logistik dan peralatan serta melakukan koordinasi awal dengan lintas instansi terkait.
“Deputi Bidang Penanganan Darurat, Mayjen TNI Budi Irawan sudah hadir di sana hari ini, membawa dukungan logistik dan peralatan” ungkap Suharyanto.
Sebanyak 20 warga korban longsor Cilacap masih dalam pencarian, sementara tiga orang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia [Foto: BNPB]Bencana Dipicu Cuaca dan Topografi Perbukitan dan Tanah Labil
Terkait upaya penanganan darurat bencana yang dipicu oleh faktor cuaca dan kondisi topografi perbukitan yang kritis serta tanah labil itu, Kepala BNPB mengatakan bahwa pencarian dan pertolongan (Search and Rescue) menjadi prioritas utama.
“Kami datangkan alat berat, pompa alkon, dan warga di sekitar situ juga kami pastikan kebutuhan dasarnya tercukupi,” imbuhnya.
Relokasi Warga dari Wilayah Kritis
Ke depannya, BNPB juga akan mengambil langkah relokasi kepada warga yang tinggal di wilayah kritis agar lebih aman dan tidak kembali terancam. Menurut Kepala BNPB, masih ada 28 warga yang saat ini tinggal di kawasan rawan bencana tanah longsor.
Upaya relokasi akan dilakukan setelah upaya penanganan darurat selesai sepenuhnya. Mengenai lokasi relokasi, Pemerintah Kabupaten Cilacap telah memiliki lahan khusus yang tentunya lebih aman. Sementara, Kepala BNPB mengimbau kepada masyarakat di sekitar lokasi agar mengosongkan area dari segala jenis aktivitas untuk sementara waktu demi keamanan dan keselamatan bersama.
“Ada 28 rumah yang harus direlokasi. Itu pun pemerintah daerah telah menyiapkan lokasi relokasinya. Sehingga setelah proses tanggap darurat ini selesai, relokasinya sudah kita siapkan,” jelas Suharyanto.
“Kita ungsikan dulu yang berada di titik-titik rawan supaya meninggalkan rumah jangan sampai ada longsor susulan yang mengakibatkan korban tambahan,” tambahnya.
Data Perkembangan Penanganan Darurat Terkini
Menurut hasil laporan yang dirangkum Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB, korban jiwa dalam peristiwa tanah longsor di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah per Jumat (14/11) pukul 11.16 WIB, menjadi 3 orang dan 20 lainnya masih dalam proses pencarian. Sedangkan 23 jiwa selamat namun berada di wilayah rawan bencana.
Ketiga korban meninggal dunia telah dibawa ke Rumah Sakit Majenang dan 20 warga yang selamat telah mengungsi ke rumah kerabat terdekat.
Adapun kerugian material meliputi 12 rumah rusak berat karena tertimbun material longsor dan 16 rumah yang berada di Dusun Cibuyut dan Dusun Tarukahan di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, terancam longsoran.
Upaya pencarian dan pertolongan terus dilakukan oleh tim gabungan. Namun kondisi cuaca, kondisi tanah yang masih labil dan minimnya penerangan menjadi tantangan seluruh tim. Kendati demikian, operasi SAR tetap dilakukan dengan melihat sejumlah faktor seperti kondisi cuaca dan kontur tanah yang labil.