Viral! Oknum Polisi Diduga Lakukan Catcalling di Kebayoran Baru, Korban Berani Melawan
Sebuah kejadian di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, baru-baru ini mengguncang publik dan menyoroti sisi buram perilaku di ruang publik.
Bukan karena tindak kriminal berat, melainkan perbuatan yang sering dianggap sepele namun menyakitkan catcalling.
Ilustrasi gambar catcalling (Kemenkes)Ironinya, dugaan tindakan tak pantas ini justru dilakukan oleh oknum aparat kepolisian, pihak yang seharusnya menjadi pelindung masyarakat.
Baca Juga: Biodata dan Agama Hilda Pricillya, Wanita yang Viral karena Dugaan Perselingkuhan dengan Anggota TNI
Keberanian Seorang Wanita di Tengah Ketidaknyamanan
Peristiwa ini mencuat setelah akun media sosial @lambe_turah membagikan rekaman singkat yang viral.
Dalam video tersebut, seorang wanita tampak menegur beberapa pria berseragam polisi yang diduga melakukan pelecehan verbal terhadapnya.
Baca Juga: Video 5 Menit Viral Ternyata Bukan Hilda Pricillya, Tapi Amalia Mutya?
Suaranya terdengar tegas, penuh amarah dan kekecewaan:
“Polisi loh kalian godain cewek, gila lo ya, sini liat sini dong!”
Tindakan spontan itu bukan sekadar ekspresi marah, melainkan bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan yang kerap diabaikan.
Video juga memperlihatkan salah satu oknum polisi mencoba menenangkan situasi dengan berkata:
“Maafin mbak, maafin.”
Kalimat singkat yang mungkin menunjukkan kesadaran akan kesalahan atau hanya upaya meredakan amarah korban.
Insiden ini menggambarkan realitas getir yang kerap dialami perempuan di ruang publik.
Bagi sebagian orang, merekam dan menegur pelaku mungkin tampak sederhana, tapi bagi banyak perempuan, itu adalah tindakan berani melawan rasa takut dan tekanan sosial.
Catcalling Pelecehan yang Kerap Disamarkan sebagai Candaan
Komentar netizen terhadap kelakuan oknum polisi [Instagram/Lambe_turah]Banyak orang masih memandang catcalling sebagai hal ringan siulan, panggilan, atau komentar bernada genit yang disebut “pujian.”
Padahal, bagi korban, pengalaman itu merupakan bentuk pelecehan verbal yang merusak martabat dan rasa aman.
Ketika seseorang menjadi target catcalling, ruang publik berubah menjadi arena intimidasi.
Korban merasa diperhatikan tanpa persetujuan, diperlakukan sebagai objek hiburan, bahkan merasa terancam.
Penelitian sosial menunjukkan bahwa pelecehan verbal di ruang publik berdampak psikologis serius menimbulkan rasa cemas, takut, hingga trauma.
Tak sedikit perempuan akhirnya mengubah kebiasaan sehari-hari: mengganti jalur perjalanan, mempercepat langkah, atau berpakaian dengan cara tertentu demi menghindari potensi godaan.
Catcalling bukanlah candaan, melainkan bentuk kekerasan simbolik yang menegaskan adanya relasi kuasa antara pelaku dan korban. Ia menunjukkan bahwa ruang publik belum sepenuhnya aman bagi perempuan.