Gelombang Panas Ekstrem Terjadi di India dan Pakistan

Forumterkininews.id, Jakarta – Gelombang panas ekstrem melanda Pakistan dan India sejak awal pekan ini. Dua negara ini menjadi salah satu tempat terpanas di Bumi.

Nazeer Ahmed warga Turbat, wilayah Balochistan Pakistan, mengaku kepanasan selama berminggu-minggu akibat suhu yang mencapai hampir 50 derajat Celsius. Kondisi ini belum pernah terjadi sebelumnya untuk sepanjang tahun ini.

Akibat kondisi ini menurut Ahmde, sebagian penduduk terpaksa tinggal dalam rumah mereka. Dampaknya warga menghadapi kekurangan air dan listrik. Ahmed khawatir keadaan akan semakin buruk.

“Minggu lalu sangat panas di Turbat. Tidak terasa seperti April,” katanya sebagaimana dilansir Guardian. Gelombang panas juga memperburuk kekurangan energi besar-besaran di India dan Pakistan.

Turbat, sebuah kota berpenduduk sekitar 200.000, sekarang hampir tidak menerima listrik, dengan gangguan hingga sembilan jam setiap hari. Artinya, AC dan lemari es tidak dapat berfungsi.

Selain berdampak pada energi listrik, gelombang panas ekstrem juga berdampak pada pertanian. Termasuk gandum dan berbagai buah-buahan dan sayuran. Di India, hasil panen gandum turun hingga 50 persen di beberapa daerah yang paling parah terkena suhu ekstrem.

Suhu Panas Ekstrem Berdampak pada Sektor Pertanian

Haji Ghulam Sarwar Shahwani, seorang petani, menyaksikan ketika pohon apelnya mekar sebulan lebih awal. Dia putus asa saat bunga itu kempis dan kemudian mati di musim kemarau yang panas, yang hampir membunuh seluruh panennya.

Petani di daerah itu juga berbicara tentang dampak “drastis” pada tanaman gandum mereka, sementara daerah itu juga baru-baru ini mengalami pemadaman listrik selama 18 jam. “Ini adalah pertama kalinya cuaca mendatangkan malapetaka seperti itu pada tanaman kami di daerah ini,” kata Shahwani.

“Kami tidak tahu harus berbuat apa dan tidak ada bantuan pemerintah. Budidaya telah menurun; sekarang sangat sedikit buah yang tumbuh. Petani telah kehilangan miliaran karena cuaca ini. Kami menderita dan kami sanggup menanggungnya.”

BACA JUGA:   Dunia Minggu Ini, Beli Tesla Gunakan Crypto Hingga Tsunami di Tonga

Sherry Rehman, menteri iklim Pakistan, mengatakan kepada Guardian bahwa negara itu menghadapi “krisis eksistensial”, karena keadaan darurat iklim dirasakan dari utara ke selatan negara itu. Rehman memperingatkan, gelombang panas menyebabkan gletser di utara negara itu mencair pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ribuan orang berisiko terperangkap dalam semburan banjir.

Dia juga mengatakan bahwa suhu yang luar biasa panas tidak hanya berdampak pada tanaman tetapi juga pasokan air. “Tempat penampungan air mengering. Saat ini bendungan besar kami sudah mati, dan sumber air langka,” katanya.

Rehman mengatakan gelombang panas harus menjadi peringatan bagi masyarakat internasional. “Peristiwa iklim dan cuaca akan tetap ada dan pada kenyataannya hanya akan meningkat dalam skala dan intensitasnya, jika para pemimpin global tidak bertindak sekarang,” katanya.

Artikel Terkait