FTNews - Kejadian hujan ekstrem di Indonesia dan khususnya Jakarta dari tahun ke tahun kerap terjadi. Beberapa hari lalu, hujan ekstrem berintensitas 157,4 mm per hari tercatat di Kelapa Gading, banjir melanda.Beberapa wilayah juga tercatat alami hujan sangat lebat. Alhasil sejumlah genangan banjir terjadi sejumlah wilayah di Jakarta. Kondisi ini berpotensi berulang jika suhu muka laut terus menghangat dan memicu peningkatan siklon tropis.Siklon tropis bagian dari fenomena atmosfer yang kemudian meningkatkan curah hujan di Indonesia. Tak hanya Jakarta, wilayah lain di Indonesia pun tak luput dari ancaman bencana karena siklon tropis ini.Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Andri Ramdhani mengatakan, perubahan iklim dapat menyebabkan variasi dalam pola cuaca. Termasuk peningkatan kejadian cuaca ekstrem seperti hujan lebat."Faktor-faktor seperti pemanasan global dan perubahan suhu permukaan laut dapat memengaruhi pola cuaca skala regional dan meningkatkan risiko cuaca ekstrem di berbagai wilayah," katanya kepada FTNews, di Jakarta, Jumat (1/3).Namun perubahan iklim memiliki skala waktu dan spasial yang berbeda dengan kondisi cuaca yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi.Kondisi cuaca memiliki skala waktu yang singkat dan lokasi kejadian yang tidak luas. Sementara iklim memiliki skala waktu yang lama dan ruang yang luas.Menurutnya, perubahan iklim tidak serta merta memengaruhi kondisi cuaca di suatu wilayah. Namun tetap memberikan kontribusi terhadap naiknya suhu udara pada skala yang lama.Dampaknya juga dapat dirasakan berupa peningkatan suhu pada musim-musim tertentu di beberapa wilayah saat ini. Di sisi lain suhu muka laut yang meningkat karena pemanasan global berkontribusi meningkatkan pula uap air di atmosfer. Inilah penyebab pembentukan siklon tropis di wilayah perairan."Kondisi ini tentu saja akan menjadikan semakin signifikannya kejadian cuaca ekstrem," ungkapnya. Banjir di ruas jalan Jakarta. Foto: Antara