Mobile Ad
Hujan Ekstrem Jadi Ancaman Nyata di Jakarta

Jumat, 01 Mar 2024

FTNews - Kejadian hujan ekstrem di Indonesia dan khususnya Jakarta dari tahun ke tahun kerap terjadi. Beberapa hari lalu, hujan ekstrem berintensitas 157,4 mm per hari tercatat di Kelapa Gading, banjir melanda.Beberapa wilayah juga tercatat alami hujan sangat lebat. Alhasil sejumlah genangan banjir terjadi sejumlah wilayah di Jakarta. Kondisi ini berpotensi berulang jika suhu muka laut terus menghangat dan memicu peningkatan siklon tropis.Siklon tropis bagian dari fenomena atmosfer yang kemudian meningkatkan curah hujan di Indonesia. Tak hanya Jakarta, wilayah lain di Indonesia pun tak luput dari ancaman bencana karena siklon tropis ini.Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Andri Ramdhani mengatakan, perubahan iklim dapat menyebabkan variasi dalam pola cuaca. Termasuk peningkatan kejadian cuaca ekstrem seperti hujan lebat."Faktor-faktor seperti pemanasan global dan perubahan suhu permukaan laut dapat memengaruhi pola cuaca skala regional dan meningkatkan risiko cuaca ekstrem di berbagai wilayah," katanya kepada FTNews, di Jakarta, Jumat (1/3).Namun perubahan iklim memiliki skala waktu dan spasial yang berbeda dengan kondisi cuaca yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi.Kondisi cuaca memiliki skala waktu yang singkat dan lokasi kejadian yang tidak luas. Sementara iklim memiliki skala waktu yang lama dan ruang yang luas.Menurutnya, perubahan iklim tidak serta merta memengaruhi kondisi cuaca di suatu wilayah. Namun tetap memberikan kontribusi terhadap naiknya suhu udara pada skala yang lama.Dampaknya juga dapat dirasakan berupa peningkatan suhu pada musim-musim tertentu di beberapa wilayah saat ini. Di sisi lain suhu muka laut yang meningkat karena pemanasan global berkontribusi meningkatkan pula uap air di atmosfer. Inilah penyebab pembentukan siklon tropis di wilayah perairan."Kondisi ini tentu saja akan menjadikan semakin signifikannya kejadian cuaca ekstrem," ungkapnya. Banjir di ruas jalan Jakarta. Foto: Antara

Hujan Ekstrem Sejak 1996

Mengutip catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) beberapa tahun silam, banjir besar kerap melanda Jakarta. BMKG menyebut curah hujan di atas 150 mm per hari sudah tergolong hujan ekstrem.Namun dari laporan, intensitas curah hujan sempat dua kali lipat angka ekstrem itu. Berikut curah hujan ekstrem yang pernah terjadi di Jakarta dan sekitarnya.1996: 216 mm/hari2002: 168 mm/hari2007: 340mm/hari2008: 250mm/hari2013: 100mm/hari2015: 277mm/hari2016: 100 - 150 mm/hari2020: Lanud  TNI AU Halim: 377 mm/hariTaman Mini: 335 mm/hariJatiasih: 259 mm/hariHujan di Tahun Baru 2020 itu bahkan BNPB sebut sangat ekstrem dalam 24 tahun terakhir. Saat itu banjir besar merata terjadi di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung Barat. Bahkan Cikampek hingga Cipali. Penurunan muka tanah Jakarta, memicu naiknya air laut. Foto: Mongabay

Faktor Lain

Namun World Resources Institute Indonesia punya pandangan lain dari hasil studinya. Mereka menyebut ada tiga faktor utama penyebab banjir Jakarta.Pertama, curah hujan ekstrem. Tren curah hujan ekstrem dengan intensitas tinggi dan durasi singkat semakin sering terjadi. Curah hujan ekstrem adalah dampak nyata dari krisis iklim.Kedua, perubahan tutupan lahan. Luas permukiman tumbuh pesat hingga 47,4 persen, menggantikan lahan pertanian dan ruang terbuka hijau di kawasan tengah dan hilir. Di Jakarta sendiri, luas ruang terbuka hijau hanya 9,8 persen di tahun 2019. Padahal idealnya 30 persen.Ketiga, penurunan permukaan tanah. Penurunan permukaan tanah Jakarta mencapai rata-rata 12 cm/tahun, dan terjadi dengan lebih ekstrem di bagian pesisir utara Jakarta dengan laju penurunan hingga 25cm/tahun.

Topik Terkait:

Advertisement

Advertisement