Mobile Ad
Jokowi: 500 Juta Petani Kecil Terancam Kekeringan

Senin, 20 Mei 2024

FTNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) khawatir krisis air akan berdampak pada sektor pertanian. Bahkan ada prediksi, 500 juta petani kecil akan terancam kekeringan karena krisis air.

Hal itu Jokowi sampaikan dalam pidato pembukaan World Water Forum 2024 di Bali, Senin (20/5). Ia mengungkapkan, tahun 2050, sebanyak 500 juta petani kecil sebagai penyumbang 80 persen pangan dunia diprediksi paling rentan mengalami kekeringan.

"Tanpa air tidak ada makanan tidak ada perdamaian tidak ada kehidupan. No water, no life, no growth," ungkap Jokowi.

Oleh sebab itu, ia menegaskan air harus dikelola dengan baik karena setiap tetesnya sangat berharga.

Di Indonesia, mengacu pada sensus pertanian tahun 2023 Badan Pusat Statistik tercatat jumlah petani pengguna lahan pertanian di Indonesia mencapai 27,7 juta petani. Sedangkan jumlah petani gurem (petani semusim) di Indonesia mencapai 17,2 juta petani.

Ilustrasi kekeringan air. Foto: canva

Krisis Pangan


Sebelumnya dalam peringatan hari meteorologi dunia yang Badan Meteorologi Dunia (WHO) gelar baru-baru ini, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati juga menekankan pentingnya menjaga ketahanan air.

"Jika ketahanan air melemah maka akan berdampak serius pada banyak hal, di antaranya ketahanan pangan dan ketahanan energi Indonesia. Jika terus berlanjut akan memicu terjadinya konflik yang berimplikasi terhadap stabilitas ekonomi, politik, dan keamanan," tuturnya.

Ia menjelaskan, peningkatan jumlah penduduk, turut meningkatkan kebutuhan air. Kalau air tidak terkelola dengan baik akan berdampak buruk.

Persoalan krisis air erat dengan dampak perubahan iklim. Hal ini akan mengancam ketahanan pangan. Mengutip Bappenas, perubahan iklim berpotensi menurunkan produksi padi di Indonesia 1,13-1,89 juta ton. Lalu 2.256 hektare lahan sawah pun terancam kekeringan. Petani pun terancam kekeringan.

Jika tidak ada penanganan serius atas ancaman tersebut, maka ramalan The Food and Agriculture Organization (FAO) atau Badan Pangan dan Pertanian Dunia mengenai krisis pangan global dan bencana kelaparan di tahun 2050 bukan tak mungkin jadi nyata.

Senada, Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan berharap, isu dampak perubahan iklim semakin menjadi perhatian serius seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan.

Ia mengingatkan, perubahan iklim memberikan tekanan tambahan pada sumber daya air yang sudah semakin langka dan menimbulkan water hotspot.

Topik Terkait:

Advertisement

Advertisement