FTNews - Sebagai negara menganut sistem demokrasi, pemilihan umum (pemilu) adalah salah satu sarana bagi masyarakat untuk berpartisipasi memilih pemimpin masa depan Indonesia. Bahkan, pemilihan ini juga ada di tingkat daerah untuk memilih pemimpin di level daerah.
Sayangnya, masih banyak masyarakat yang apatis untuk memberi suaranya di pemilu atau pilkada (pemilihan kepala daerah). Hal ini sungguh disayangkan karena suara rakyat dalam pemilihan ini sangat berpengaruh terhadap masa depan bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, beberapa tempat pemungutan suara (TPS) di Indonesia menciptakan keunikan mereka sendiri untuk menarik perhatian para masyarakat agar ikut berpartisipasi. Berikut adalah keunikan-keunikan TPS di beberapa daerah Indonesia.
TPS bertemakan becak di Cinderejo Lor. Foto: Antara
Sebuah TPS di Solo, lebih tepatnya di TPS 10 Cinderejo Lor, mengangkat tema becak sebagai nuansanya. TPS ini mendapatkan respon yang sangat positif dari masyarakat sekitar.Â
Warga pun merasa keunikan ini mampu menarik perhatian mereka untuk datang ke TPS. Mereka menggunakan becak sebagai tema karena banyak masyarakat di daerah ini bekerja sebagai pembawa becak dan jasa penyewaan becak di Solo.
TPS bertemakan kebaya kurung di Dusun Pelulusan. Foto: BKKBN
Pada pemilihan legislatif (pileg) tahun 2019, sebuah dusun di Pronojiwo, Lumajang, para panitia TPS menggunakan pakaian adat kebaya kurung. Untuk menarik perhatian masyarakat, mereka menggunakan baju adat Melayu yang berwarna merah muda ini agar mereka tidak melakukan “golputâ€.
Pada awalnya, para perempuan memakai baju adat kurung ini dalam upacara kebesaran Melayu di dalam kerajaan. Seiring dengan berkembangnya jaman, pemakaian pakaian ini menjadi lebih leluasa. Banyak masyarakat biasa menggunakan pakaian ini untuk menghadiri berbagai acara.
TPS bertemakan piala dunia di Petodanan Utara. Foto: infopublik.id
Tahun 2018 merupakan tahun salah satu tahun terbesar bagi dunia sepakbola. Pasalnya, pada tahun itu terdapat sebuah kompetisi internasional terbesar di dunia, yaitu World Cup atau Piala Dunia di Rusia.
Atmosfernya yang sangat meriah, bahkan dapat menyulap sebuah TPS di Kelurahan Proyonanggan, Kabupaten Batang bernuansa Piala Dunia. Dalam pilkada ini, panitia TPS pun mengenakan kostum aksesoris bola.
Bahkan, Bupati Batang pada waktu itu, Wihaji, ikut datang ingin melihat kekreatifan warga Petodanan Utara tersebut.
TPS bertemakan horror di Randusari. Foto: Antara
Indonesia memang memiliki banyak cerita mistisnya. Hantu-hantu dari cerita mistis ini, menimbulkan ketakutan kepada sebagian masyarakat Indonesia terhadap hantu.
Uniknya, hantu-hantu yang berada di Randusari, Semarang ini malah mengajak para masyarakatnya untuk datang ke TPS dalam pilkada tahun 2018. TPS 7 di Kampung Gunung Berintik ini mengangkat tema horor untuk menarik perhatian warganya untuk datang ke dalam pemilihan ini.
“Tema ini dulu sempat ada di sekitar Makan Mbah Nyai berintik. Sekarang sudah ada gedung sendiri, jadi di sini. Warga mengonsep, karena kami ada di Komplek Makan Bergota,†ucap Ketua KPPS TPS 7 Kelurahan Randusari.
Sayangnya, masih banyak masyarakat yang apatis untuk memberi suaranya di pemilu atau pilkada (pemilihan kepala daerah). Hal ini sungguh disayangkan karena suara rakyat dalam pemilihan ini sangat berpengaruh terhadap masa depan bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, beberapa tempat pemungutan suara (TPS) di Indonesia menciptakan keunikan mereka sendiri untuk menarik perhatian para masyarakat agar ikut berpartisipasi. Berikut adalah keunikan-keunikan TPS di beberapa daerah Indonesia.
TPS 10 Cinderejo Lor, Solo
TPS bertemakan becak di Cinderejo Lor. Foto: Antara
Sebuah TPS di Solo, lebih tepatnya di TPS 10 Cinderejo Lor, mengangkat tema becak sebagai nuansanya. TPS ini mendapatkan respon yang sangat positif dari masyarakat sekitar.Â
Warga pun merasa keunikan ini mampu menarik perhatian mereka untuk datang ke TPS. Mereka menggunakan becak sebagai tema karena banyak masyarakat di daerah ini bekerja sebagai pembawa becak dan jasa penyewaan becak di Solo.
TPS di Dusun Pelulusan, Lumajang
TPS bertemakan kebaya kurung di Dusun Pelulusan. Foto: BKKBN
Pada pemilihan legislatif (pileg) tahun 2019, sebuah dusun di Pronojiwo, Lumajang, para panitia TPS menggunakan pakaian adat kebaya kurung. Untuk menarik perhatian masyarakat, mereka menggunakan baju adat Melayu yang berwarna merah muda ini agar mereka tidak melakukan “golputâ€.
Pada awalnya, para perempuan memakai baju adat kurung ini dalam upacara kebesaran Melayu di dalam kerajaan. Seiring dengan berkembangnya jaman, pemakaian pakaian ini menjadi lebih leluasa. Banyak masyarakat biasa menggunakan pakaian ini untuk menghadiri berbagai acara.
TPS di Petodanan Utara, Batang
TPS bertemakan piala dunia di Petodanan Utara. Foto: infopublik.id
Tahun 2018 merupakan tahun salah satu tahun terbesar bagi dunia sepakbola. Pasalnya, pada tahun itu terdapat sebuah kompetisi internasional terbesar di dunia, yaitu World Cup atau Piala Dunia di Rusia.
Atmosfernya yang sangat meriah, bahkan dapat menyulap sebuah TPS di Kelurahan Proyonanggan, Kabupaten Batang bernuansa Piala Dunia. Dalam pilkada ini, panitia TPS pun mengenakan kostum aksesoris bola.
Bahkan, Bupati Batang pada waktu itu, Wihaji, ikut datang ingin melihat kekreatifan warga Petodanan Utara tersebut.
TPS Randusari, Semarang
TPS bertemakan horror di Randusari. Foto: Antara
Indonesia memang memiliki banyak cerita mistisnya. Hantu-hantu dari cerita mistis ini, menimbulkan ketakutan kepada sebagian masyarakat Indonesia terhadap hantu.
Uniknya, hantu-hantu yang berada di Randusari, Semarang ini malah mengajak para masyarakatnya untuk datang ke TPS dalam pilkada tahun 2018. TPS 7 di Kampung Gunung Berintik ini mengangkat tema horor untuk menarik perhatian warganya untuk datang ke dalam pemilihan ini.
“Tema ini dulu sempat ada di sekitar Makan Mbah Nyai berintik. Sekarang sudah ada gedung sendiri, jadi di sini. Warga mengonsep, karena kami ada di Komplek Makan Bergota,†ucap Ketua KPPS TPS 7 Kelurahan Randusari.