Mobile Ad
Shin Tae-Yong Ungkap Penyebab Kekalahan Skuat Garuda

Jumat, 03 Mei 2024

FTNews - Langkah Tim U-23 Indonesia harus berakhir menempati posisi empat dalam Piala Asia U-23 2024, dalam hal ini ada penyebab kekalahan Skuat Garuda. Pada pertandingan akhir perebutan peringkat tiga, yang membuat Indonesia kalah dari Irak 2-1 di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Kamis (2/5).

Pada selama awal pertandingan, Skuat Garuda bermain baik dengan ketenangan mereka. Namun berjalannya laga, para pemain kehilangan konsitensi mereka dalam penjagaan bola. Beberapa kali tim ini, melakukan kesalahan yang mengancam pertahanan.

Setidaknya Irak sudah melakukan ancaman yang berbahaya, namun masih dapat terkendali. "Ada perbedaan level performa, hampir semua laga kecuali 1-2 pemain kami harus memainkan 11 pemain sama. Mungkin itu sebab kami kesulitan," ungkap Shin Tae-Yong dalam PSSI.

Kondisi Lelah Pemain


Skuat Garuda gagal rebut peringkat tiga. (Foto: AFC)

Perjuangan tim asuhan STY itu, tidak serta merta menginjakan kakinya dalam waktu singakat di Qatar. Mereka sudah melewati berbagai pertandingan terdahulu, bahkan sesi latihan yang padat dengan pertandinga juga cukup keras.

Tidak mudah untuk berada dan bisa lolos hingga tahap ini. Terlebi tim yang tergabung pada fase grup A, tergolong tim mematikan. Mulai dari pertemuan dengan tuan rumah Qatar, Yordania dan Australia.

"Tentu saja para pemain sangat letih dan habis. Saya pikir selama 2-3 hari kami harus fokus recovery tanpa menyentuh bola setelah itu ada 3-4 hari kami akan menyentuh taktik dan analisis permainan lawan," ujarnya.

Konsistensi Pemain Menurun


Pertandingan Indonesia Vs Irak. (Foto: PSSI)

Sehingga dari kelelahan tersebut para pemain tidak memiliki stamina yang baik. Melihat dari komposisi pemain Indonesia, Shin Tae-Yong harus memutar otak berkali-kali. Hal ini karena kondisi pemain yang ia andalkan tidak sebaik biasanya.

Mulai tidak hadirnya Rizky Ridho sang kapten kesebelasan yang tidak dapat hadir karena kartu merah. Perannya dalam tim sangat besar, pembangunan karakter tim tergantung dari pondasi utamanya. Langkahnya dalam melakukan penyelamatan lini pertahanan juga kerap kali memberi rasa aman.

Kemudian Marselino Ferdinan yang tidak seganas awalnya. Pemain KMSK Deinze, Belgia ini biasanya memberikan tekanan dan gocekan yang cukup lihai. Bahkan gerakannya terkadang memukau pertandingan. Namun pada beberapa laga terakhir, penampilan Lino kian menurun. Beberapa kali pergerakannya saat membawa bola, dengan mudah tersebut oleh pemain lawan.

Dalam malam ini juga, biasanya Rafael Struick yang menjadi tombak utama tim. Tetapi entah apa maksud dari pelatih Korea Selatan tersebut, mengubah posisi pemain ini agak condong pada sisi kiri. Dan menambahkan Jeam Kelly Sroyer pada lini serang. Tetapi hal tersebut malah tidak membuat efektif pergerakan Struick.

Topik Terkait:

Advertisement

Advertisement