FTNews - Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki meminta jajarannya mewaspadai gerakan yang mengingkari empat pilar kebangsaan. Jika terjadi pembiaran hal itu dapat merusak ideologi bangsa.Hal itu Wamenag pesankan saat menutup Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Bimas Islam Kemenag 2024, di Jakarta, Sabtu (24/2) malam.“Beberapa hari yang lalu, kita dikagetkan oleh gerakan Metamorfoshow di TMII berkedok Isra Mikraj. Kegiatan ini terindikasi dari sebuah organisasi yang sudah dilarang di Indonesia,” papar Wamenag.“Untuk mengantisipasi gerakan itu, kita perlu meningkatkan kolaborasi berbagai pihak. Terutama dari kalangan cendekiawan, ulama, hingga para pemikir-pemikir Islam,” lanjutnya.Menurutnya, Ditjen Bimas Islam Kemenag memiliki tanggung jawab besar menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara.Terutama kesepakatan terhadap empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.Secara khusus, Wamenag meminta Penyuluh Agama Islam di seluruh Indonesia untuk mempertajam analisa dalam membaca fenomena sosial-keagamaan yang berkembang di tengah masyarakat."Bimas Islam harus menjadi motor penggerak menciptakan lingkungan yang kondusif melalui sebuah pendekatan-pendekatan inklusif dan progresif,” pesan Wamenag.

Metamorfoshow di TMII

Sebelumnya, viral di media sosial menceritakan soal adanya dugaan kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) membuat acara berkedok ‘Metamorfoshow’ di Teater Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah, pada Sabtu (17/2).

Adapun cerita tersebut akun pribadi @chanzyeolk unggah di media sosial X. Akun itu memberikan keterangan bahwa kelompok HTI telah lolos membuat acara yang kesekian kali.

Kemudian tertulis juga dalam unggahan tersebut sebanyak 1.200 anak muda berjam-jam telah dicuci pikirannya.

Selain itu akun menyebut dalam kegiatan ini hadir langsung Ismail Yusanto, jubir eks HTI, Aab El Karami Konten Kreator HTI, M Ihsan Akbar (Influencer Gen Z HTI). Lalu Akhmad Adiasta (Narrator, Producer Dokusinema Sejarah Islam "Jejak Khilafah di Nusantara") dan aktivis HTI lainnya.