97 Persen Terumbu Karang di Great Barrier Reef, Mati

FTNews – Coral bleaching atau pemutihan terumbu karang terjadi di bagian timur laut Benua Australia, lebih tepatnya di Great Barrier Reef. Para peneliti menemukan hal ini sejak 8 Maret 2024 silam, akibat dari adanya pemanasan global. Kini, peneliti mengatakan bahwa 97 persen hewan laut ini di Great Barrier Reef bagian utara mati.

Dilansir oleh The Guardian, kejadian ini merupakan kejadian terburuk yang pernah terjadi di dalam ekosistem hewan laut ini. Berdasarkan pengambilan gambar melalui drone, peneliti mengatakan mereka menangkap gambar karang-karang yang mati di sekitar Pulau Lizard.

UNESCO pun juga memaksa Pemerintah Australia untuk mempublikasikan datanya terkait pemutihan ini. Hal ini untuk memahami tingkat kematian biota laut ini yang terkena dampak pemutihan massal yang telah terjadi sebanyak lima kali dalam delapan tahun terakhir. 

Terumbu karang di Pulau Lizard. Kiri, kondisi terumbu karang saat masih hidup pada bulan Maret dan kanan, pada bulan Juni saat sudah mati. Foto: George Roff dan Sea Cucumber Monitoring Project

Sejauh ini, alasan mengapa peristiwa ini dapat terjadi merupakan dampak dari pemanasan global. Di mana, adanya kenaikan suhu air laut yang menyebabkan hewan yang sensitif di Great Barrier Reef ini mati.

“Sangat sedih untuk mengatakan tahun ini, pekerjaan saya akan menjadi lebih mudah. (Kini) kami hanya menganalisis area yang kecil, di mana biasanya meneliti ribuan terumbu karang. Saya dapat menghitung yang tersisa dengan jari,” ujar Profesor Karen Joyce, dari James Cook University, yang telah memetakan terumbu karang ini selama 25 tahun.

Coral Bleaching atau Pemutihan

Ilustrasi terumbu karang. Foto: canva

Sebenarnya, warna dari biota laut ini sendiri adalah putih. Warna-warni yang terlihat adalah alga-alga yang menempel pada tubuhnya. Hubungan kedua makhluk hidup ini bersifat mutualisme atau saling membantu.

Alga ini, memiliki sifat yang sama seperti tumbuhan, yaitu dapat membuat makanan menggunakan sinar matahari. Terumbu karang membutuhkan hal tersebut untuk berkembang, bereproduksi, serta cangkang yang keras untuk bertahan hidup.

BACA JUGA:   Sebuah Perusahaan Bikin Robot Mirip Gundam

Ketika suhu air memanas, satwa laut ini terpaksa untuk melepas alga-alga tersebut. Hal ini disebabkan oleh stres akibat kenaikan temperatur suhu ataupun polusi. Setelah alga-alga tidak lagi menempel, maka hidup hewan laut ini akan menjadi rentan. Tanpa alga-alga tersebut, terumbu karang kehilangan sumber makanannya, berubah menjadi warna putih atau sangat pucat, dan rentan terhadap penyakit.

Jika hewan ini sampai mati, maka ekosistem yang ada akan menjadi tidak seimbang. Hewan ini dapat menjadi habitat bagi berbagai varietas hewan laut, seperti kerang, kepiting, ikan-ikan, dan lain sebagainya. Setidaknya, sebanyak 1 juta spesies bergantung pada biota laut ini.

Artikel Terkait