Forumterkininews.id, Jakarta – Karya milik Sastrawan terkenal Putu Wijaya di tahun 1960an berhasil dituangkan dalam sebuah drama. Pertunjukkan seni ini berhasil memukau para penonton yang hadir di Teater Sanggar Tonggak.
Karya ini bercerita tentang seorang kapten yang memiliki sikap tinggi hati dan tidak percaya hal mistik.
Gelaran teater Lautan Bernyanyi ini berlangsung di Auditorium Gelanggang Jakarta Selatan, Kamis (24/8) pukul 19.30 WIB.
Sanggar Teater Tonggak sendiri salah satu bagian dari Lembaga Seni Mahasiswa Islam (LSMI) Ciputat, Tangerang.
Pimpinan produksi teater Lautan Bernyanyi Alfian mengaku sudah berlatih selama empat bulan sebelum akhirnya pentas.
“Mulai dari bulan Mei sebelum Lebaran, seperti naskah dan latihan” kata Alfian kepada Forumterkininews, Kamis (24/8) malam.
Festival Teater ini rutin terlaksana setiap tahunnya. Namun sejak pandemi Covid-19 terhenti sesaat.
“Acara ini rutin tiap tahun dilaksanakan, namun pandemi kita berhenti 2 tahun,” imbuhnya.
Dalam alur cerita tersebut, Alfian menambahkan, Lautan Bernyanyi juga memunculkan kegelisahan seorang kapten.
“Ketidak sadarannya dengan hal mistik yang tidak dia percaya, ia terjebak dalam hal mistik tersebut,” ungkap Alfian.
Sutradara Lautan Bernyanyi Kurniawan Jamilul Abror mengungkapkan kesulitan membedah dan menampilkan karya sang Maestro Putu Wijaya.
“Membedah teks yang penuh makna dari sang maestro ( Putu Wijaya). Latar belakang yang mendasari lautan bernyanyi itu sendiri serta local wisdom (Bali),” tutur Abror.
Abror berharap, pementasan seperti ini semoga bisa menjadi wadah bagi masyarakat khususnya Jakarta Selatan menikmati dan menyelami karya seni.
“Harapannya semoga sukses dan jaya selalu, serta menjadi wadah untuk warga Jakarta Selatan ( bidang seni), ” ucap Abror.
Acara tersebut berjalan hingga akhir acara dengan pengunjung yang cukup ramai menikmati penampilan Teater Sanggar Tonggak “Lautan Bernyanyi”.
