Stigma Negatif Selimuti Pasien TBC

Forumterkininews.id, Jakarta – Indonesia menempati urutan kedua dunia dalam jumlah kasus penderita Tuberkulosis (TBC). Pasien wajib mengkonsumsi obat selama enam bulan. Namun, stigma negatif masih menyelimuti pasien TBC.

Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, saat ini penderita TBC di Indonesia menyentuh angka 969 ribu kasus.

Jumlah tersebut membuat Indonesia menjadi negara kedua setelah India. Jumlah pasien TBC di India mencapai 2,1 juta.

Secara umum, pasien TBC wajib mengkonsumsi obat-obatan selama enam bulan. Adapun obat yang mereka konsumsi adalah isoniazid (INH) dalam kombinasi dengan tiga obat lainnya, seperti rifampisin, etambutol, dan pirazinamid.

Namun demikian, stigma negatif masih menyelimuti pasien TBC. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Imran Pambudi mengungkapkan hal itu. Stigma negatif menyebabkan pasien enggan menyelesaikan pengobatan.

“Pasien TB yang tidak mau mulai pengobatan ataupun tidak menyelesaikan pengobatan gara-gara masalah stigma,” katanya dalam webinar “TB-CAPS: Together Reducing Tuberculosis Stigma”, Mengutip Antara, Sabtu (26/8).

Perlu langkah cermat untuk menyelesaikan masalah stigma ini. Semua pihak termasuk masyarakat pun harus terlibat.

“Masih kurangnya pengetahuan masyarakat dan petugas kesehatan dan sering kali pasien menstigma dirinya sendiri, petugas kesehatan (harus) mempunyai perilaku kesadaran jangan menstigma pasien TB,” ujarnya.

Stigma yang berhembus menyebut penyakit ini merupakan penyakit masyarakat tidak mampu.

Kemudian, durasi pengobatan yang lama membuat pasien TBC kerap diberhentikan dari pekerjaan karena dianggap tidak bisa bekerja dengan baik selama masa pengobatan.

Pemerintah akan meneliti agar pengobatan TBC hanya membutuhkan waktu lebih singkat, misalnya dua bulan.

“Ke depan ada rejimen pengobatan yang hanya dua bulan, dan pasien TB RO itu ke depan harapan kita ada pengobatan yang membutuhkan waktu empat bulan sehingga mereka jadi lebih cepat pulih dan segera kembali beraktivitas,” ungkap Imran.

Artikel Terkait