Forumterkininews.id, Jakarta – Masyarakat perlu jeli dan mewaspadai peredaran pelumas palsu. Konsumen yang terjebak akan mengalami kerugian karena rusaknya mesin kendaraan.
Untuk itu, Asosiasi Pelumas Indonesia (ASPELINDO) meminta dan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama memberantas kehadiran pelumas palsu. Dampak buruknya merugikan pengguna juga industri terkait.
“Hadirnya pelumas palsu tentu akan memberikan kerugian material dan opportunity lost akibat rusaknya mesin/kendaraan/peralatan konsumen yang membelinya,†kata Ketua Umum ASPELINDO periode 2023 – 2026, Sigit Pranowo dalam keterangan resminya, Kamis.
Melansir Antara, ia mengungkapkan, hadirnya pelumas palsu yang semakin marak di lapangan memberi kerugian besar kepada produsen.
Kandungan yang tidak sesuai standar akan membuat kesan buruk terhadap suatu produk yang oknum palsukan itu. Kebanyakan pelumas palsu ini beredar pada pelumas untuk kebutuhan otomotif yang berbentuk botolan. Sedangkan untuk pelumas industri sampai saat ini masih aman dari temuan tindak pemalsuan.
Dia juga menuturkan, pemalsuan marak terjadi di daerah rural. Khususnya di luar Pulau Jawa seperti di Sumatera, Sulawesi dan juga Kalimantan.
“Bisanya memang kehadiran pelumas palsu ini hadir di daerah-daerah yang sulit untuk dijangkau pengawasannya dan dijual melalui bengkel, toko oli maupun marketplace,†ujarnya.
Oleh karena itu, jika masyarakat mencurigai pelumas yang mereka beli palsu, harap segera melapor ke call center produk tersebut agar ada tindak lanjut.
“Salah satu upaya ASPELINDO di antaranya mendorong SNI wajib pelumas yang telah berlaku sejak tahun 2019 lalu. Sehingga konsumen Indonesia dapat memperoleh produk-produk yang sudah terstandardisasi secara kualitas,†tuturnya.
Oknum yang masih nekat membuat replika sebuah produk pelumas yang mirip dengan aslinya, akan dijerat dengan Pasal 100 ayat (1) dan/atau ayat (2) serta Pasal 102 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis.
