Forumterkininews.id, Jakarta – Koltiva, start up yang berfokus pada pertanian berkelanjutan dan pelacakan rantai pasokan, mendapat pendanaan seri A dari AC Ventures. Modal segar ini untuk mengembangkan layanan perangkat lunak software-as-a-service (SaaS).
Selain dari AC Ventures, Koltiva juga mendapat suntikan modal dari Silverstrand Capital, Planet Rise, Development Finance Asia, dan Blue 7, serta investor yang sudah ada, The Meloy Fund.
Co-Founder & CEO Koltiva, Manfred Borer mengatakan, Koltiva menyediakan sistem pelacakan yang komprehensif dari benih hingga ke tangan konsumen.
“Kami membantu korporasi multinasional menavigasi secara bijak lanskap yang dinamis serta regulasi yang terus berkembang akan kepatuhan praktik pertanian berkelanjutan, serta meningkatkan kehidupan para petani dan produsen kecil,” kata Manfred melalui keterangan tertulis, Selasa (19/9).
Selain itu, Koltiva, ujar Manfred akan memberikan manfaat kepada merek global. Lalu, meningkatkan dan memperbaiki kondisi penghidupan dan kesejahteraan masyarakat.
Perusahaan ini juga memastikan transparansi perjalanan bahan baku menuju ke operasi pertanian dan distribusi, hingga ke tangan konsumen.
Permintaan solusi dalam bidang pertanian ini semakin meningkat. Lantaran, adanya regulasi yang berorientasi pada ESG yang ketat dan harus dipatuhi oleh perusahaan. Sebagai contoh, regulasi EUDR baru menetapkan bahwa lebih dari 50.000 bisnis yang menjual produk di pasar uni eropa harus bebas dari deforestasi.
Pemain Utama dalam Rantai Pasok Pertanian
Selanjutnya, Managing Partner AC Ventures Helen Wong menuturkan, Koltiva siap menjadi pemain utama untuk memastikan rantai pasok yang transparan.
“Dengan meningkatkan kesejahteraan petani skala kecil di pasar negara berkembang, dan membantu mereka beradaptasi dengan perubahan iklim,” ungkap Helen.
Namun demikian, Koltiva tidak hanya menyediakan layanan transparansi rantai pasok, perusahaan ini menyediakan menawarkan aplikasi web dan mobile yang komprehensif mengurus berbagai aktivitas pertanian.
Pelayanan tersebut meliputi pendaftaran produsen, survei, pemantauan transaksi pertanian, pemetaan deforestasi, hingga pengukuran emisi gas rumah kaca di perkebunan.
