Konflik Israel-Palestina, Apa yang Terjadi Sebenarnya?

Forumterkininews.id, Tel Aviv- Ribuan warga Israel dan Palestina  tewas dalam eskalasi konflik yang paling mematikan dalam beberapa dekade terakhir. Usai kelompok Hamas melancarkan serangan roket besar-besaran pada Minggu, (8/10).

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah untuk menghancurkan benteng Hamas di Gaza, menjadikannya “debu”, karena konflik tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.

Dengan konflik yang berlarut serta tak kunjung adanya penyelesaian, apa sebenarnya motif utama di balik pecahnya saling adu serangan Israel dan Palestina?

Konteks Sejarah
Melansir berbagai sumber, setelah Kesultanan Utsmaniyah kalah dalam Perang Dunia I, Inggris menguasai Palestina yang mana minoritas Yahudi dan mayoritas Arab ada di sana.

Komunitas internasional menugaskan Inggris untuk menciptakan tanah air Yahudi di Palestina, yang meningkatkan ketegangan antara kedua kelompok tersebut.

Pada tahun 1920-an dan 1940-an, jumlah imigran Yahudi ke Palestina meningkat secara signifikan, karena banyak orang Yahudi yang melarikan diri dari penganiayaan di Eropa dan mencari tanah air setelah Holocaust.

Gesekan antara Yahudi dan Arab, serta perlawanan terhadap pemerintahan Inggris, semakin meningkat. Pada tahun 1947, PBB memutuskan untuk membagi Palestina menjadi negara-negara Yahudi dan Arab, dengan Yerusalem berada di bawah administrasi internasional. Kepemimpinan Yahudi menerima rencana tersebut, namun pihak Arab menolaknya, dan rencana tersebut tidak pernah  berjalan.

Pada tahun 1948, karena tidak mampu mengakhiri perselisihan, pemerintah Inggris menarik diri dan para pemimpin Yahudi memproklamirkan berdirinya Israel. Banyak warga Palestina yang keberatan, dan perang pun terjadi. Negara-negara tetangga Arab melakukan intervensi dengan kekuatan militer. Ratusan ribu warga Palestina melarikan diri dari rumah mereka dalam apa yang mereka sebut Al Nakba, atau “Bencana”.

Selama bertahun-tahun, Israel dan Palestina telah terlibat dalam beberapa pertempuran kecil, ada yang kecil, ada pula yang berskala bencana besar yang menyebabkan kematian ribuan orang.

BACA JUGA:   Menguak Identitas Mr T: Bareskrim Polri Bakal Periksa Sosok Ini

Pada tahun 1987, Hamas atau Harakat al-Muqawama al-Islamiya (Gerakan Perlawanan Islam), sebuah kelompok politik dengan kemampuan militer, berdiri dengan komando ulama Palestina Sheikh Ahmed Yassin sebagai cabang politik Ikhwanul Muslimin, sebuah organisasi Islam Sunni transnasional.

Dua pemberontakan Palestina, atau ‘intifada’, sangat berdampak pada hubungan Israel-Palestina, terutama yang kedua, yang mengakhiri proses perdamaian tahun 1990an dan membuka era konflik baru. Kedua intifada tersebut melibatkan Hamas.

Apa yang memicunya?

Beberapa poin pemicu konflik antara lain:  Apa yang terjadi pada pengungsi Palestina saat wilayah Israel dan Palestina terbagi? apakah pemukiman Yahudi di Tepi Barat harus tetap ada atau hilang? Apakah kedua belah pihak harus berbagi Yerusalem? mungkin yang paling rumit – apakah negara Palestina harus terbentuk berdampingan dengan Israel?

Pembicaraan damai bagi keduanya telah berlangsung selama lebih dari 25 tahun, namun sejauh ini belum menyelesaikan konflik.

Singkatnya, situasi ini tidak akan teratasi dalam waktu dekat.

Rencana perdamaian terbaru, yang disiapkan oleh Amerika Serikat ketika Donald Trump masih menjadi presiden, disebut sebagai “kesepakatan abad ini” oleh Perdana Menteri Israel saat itu, Benjamin Netanyahu.

Namun hal ini ditanggapi oleh pihak Palestina dan dianggap hanya sepihak dan tidak pernah berhasil.

Kesepakatan perdamaian apa pun di masa depan memerlukan kedua belah pihak untuk sepakat menyelesaikan masalah-masalah kompleks.

Artikel Terkait