“Sentuhan Jari” Sulap Sampah Jadi Rupiah

Forumterkininews.id, Jakarta – Sampah bagi Fatmawati (45) menyejahterakan. Bergabung menjadi pelestari sejak tahun 2019 membuat ibu enam orang anak ini memiliki asa baru. Pelestari adalah sebutan mitra dari sebuah aplikasi startup manajemen pengelolaan sampah Octopus Indonesia.

Platform yang lahir tahun 2019 di Makassar ini menggandeng pelestari yang dulunya pemulung, rongsokan dan pengepul untuk memanfaatkan kemajuan teknologi raup cuan sekaligus bantu atasi masalah sampah di Indonesia.

“Awalnya saya diajakin untuk bergabung. Ada aplikasi daur ulang sampah. Saya tertarik karena awalnya juga sudah aktif di bank sampah konvensional,” katanya kepada Forumterkininews, di Jakarta, Selasa (18/10).

Meski sempat vakum saat pandemi Covid-19, kini Fatmawati mulai kembali aktif. Semangatnya menggebu. Pendapatannya per bulan meroket. Dulu saat masih bermitra dengan bank sampah konvensional hanya Rp 200.000 per bulan. Kini sejak bergabung sebagai pelestari mendapat Rp 6-7juta per bulan.

Sebagai satu dari belasan ribu pelestari, ia melayani wilayah penjemputan sampah terpilah di lima kecamatan di Kota Makassar.

Ia mengaku awalnya belajar menggunakan aplikasi ini. Lewat “sentuhan jari” di gawai pintarnya. Nyatanya mudah. Fatmawati tidak lagi merasa gagap teknologi. Pengguna pun kepada dirinya mengaku mudah menggunakan aplikasi Octopus Indonesia. Aplikasi daur ulang sampah yang bisa pengguna unduh di Play Store.

“Kini saya lebih sejahtera. Perekonomian saya terdongkrak,” imbuhnya.

Karya Anak Negeri

Sosok anak muda ada di balik lahirnya platform digital Octopus Indonesia. Head of Business Development Octopus Indonesia Musawwir Muhtar menjadi salah satu orang di balik lahirnya startup manajemen kelola sampah berbasis digital ini.

Awalnya, pria yang mengenyam pendidikan magister di Belanda ini sudah aktif di Komunitas Laskar Pemulung. Bersama rekan lainnya Dimas Ario Rubianto, Niko Adi Nugroho dan Moehammad Ichsan di tahun 2019 ia terpikir membangun sebuah cara mengatasi persoalan sampah di Indonesia.

Kota Makassar, daerah asalnya, mereka pilih karena memiliki bank sampah yang cukup banyak dibanding daerah lain di Indonesia.

“Satu tahun berjalan, selain Makassar bisnis model ini akhirnya ekspansi ke Denpasar, Badung, Bandung, Jakarta dan Tangerang,” katanya.

Hingga kini pengguna (user) aplikasi manajemen sampah ini mencapai 260.000. Jumlah pelestari mencapai lebih dari 14.000 dan octopoints sejenis pengepul besar mencapai 4.000.

Seiring berjalannya waktu, sampah yang terkumpul di Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi (Jabodetabek) mencapai 1,6 ton per hari. Region lain mencapai 500 kg.

Bahkan saat awal uji coba, berhasil mengumpulkan 34 ton sampah dalam 6 bulan. Sampah yang mereka kumpulkan terdiri dari botol plastik, kaleng dan kardus. Nilai rupiah dari sirkular ekonomi ini pun capai miliaran rupiah per bulan.

Aplikasi karya anak negeri ini pun menjadi perhatian dari artis influencer Hamish Daud. Suami dari penyanyi Raisa ini memang punya perhatian khusus ke lingkungan. Kini ia menjadi Chief Marketing Officer Octopus Indonesia.

Pelestari Octopus Indonesia, Fatmawati menjemput sampah botol plastik ke user. Foto: Fatmawati

Oase di Tengah Masalah Sampah

Octopus Indonesia lanjutnya, menjadi oase di tengah masalah persampahan di Indonesia. Ya meskipun banyak platform sejenis.

Kehadiran Octopus Indonesia bisa membantu mengurai rantai pengelolaan sampah. Di mana pengepul, pemulung bisa mendapatkan harga ideal dari sampah yang mereka kumpulkan. Nilai tambah ini juga semakin menarik ketika user, pelestari maupun octopoints mendapat rupiah dari setiap sampah yang dikelola.

Pengguna memakai aplikasi dari gawai pintarnya meminta pelestari mengambil sampahnya. Dari sampah terpilah botol plastik, kardus, kaleng itu mereka mendapat reward entah itu voucher, token listrik, pulsa atau paket data.

BACA JUGA:   Ini Pasal Sangkaan Terhadap Calon Tersangka Terkait Kasus ACT

Sementara itu, pelestari mendapat poin yang bisa diuangkan. Sedangkan octopoints dalam skala bisnis yang lebih besar juga mendapat keuntungan serupa. Octopus Indonesia nanti akan menyalurkan seluruh sampah itu ke offtaker atau first liner pendaur ulang skala besar.

Tak hanya sampah plastik, kini Octopus Indonesia juga mulai bergerak kelola sampah organik untuk maggot dan sampah elektronik.

Sampah Penyumbang Emisi

Pengamat Lingkungan Universitas Indonesia Mahawan Karuniasa mengapresiasi startup pengelolaan sampah berbasis digital ini.

Jumlah penduduk yang meningkat, kenaikan tingkat kesejahteraan akan berkorelasi dengan timbulan sampah yang ada.

World Bank mengungkap, total sampah plastik yang ada di Bumi saat ini mencapai 242 juta ton. Sementara itu di Indonesia, mengacu pada Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional tahun 2022 tercatat timbulan sampah nasional mencapai 68,5 juta ton. Dari jumlah itu 18,5 persen di antaranya adalah sampah plastik.

Bayangkan saja, dalam sehari, sampah yang rata-rata setiap orang hasilkan mencapai 0,7 kilogram.

“Tanpa upaya untuk mengurangi, jumlah sampah terus meningkat. Sekadar kumpul angkut buang dan hanya jadi masalah di tempat pemrosesan akhir (TPA),” ungkapnya.

Setidaknya kehadiran startup digital ini membantu upaya penanganan sampah. Malahan ia mendorong, daerah pun bisa menggandeng dan membangun pengelolaan sampah berbasis digital.

Direktur Environment Institute ini menegaskan, perlu langkah masif menangani sampah. Startup pengelolaan sampah pun masih minim. Ia mendukung optimalisasi startup sehingga bisa terintegrasi dan membangun sistem pengelolaan sampah berbasis digital.

“Sampah menjadi salah satu sumber emisi selain energi, pertanian, kehutanan dan penggunaan lahan,” ungkapnya.

Prediksinya tanpa upaya serius atau business as usual, emisi yang sampah hasilkan di tahun 2030 mencapai 296 mega ton. Kondisi ini bisa memperburuk pemanasan global yang berujung pada adanya dampak perubahan iklim.

Dengan aplikasi ini, pelestari merasakan peningkatan penghasilan. Foto: Octopus Indonesia

Platform Bermanfaat Bagi Masyarakat

Sependapat dengan lainnya, Pemerhati teknologi, telekomunikasi dan Informatika Heru Sutadi juga menilai kehadiran platform baru bisa bermanfaat untuk masyarakat. Salah satunya mengelola sampah.

“Sampah masih jadi persoalan. Negara ini juga penghasil sampah yang cukup besar. Tantangannya bagaimana menggunakan teknologi agar sampah tidak lagi jadi beban,” ucapnya.

Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute ini mengapresiasi kehadiran teknologi di era digitalisasi yang bisa membantu masyarakat memecahkan masalah.

Indonesia saat ini telah memiliki peta jalan digitalisasi tahun 2021-2024. Di dalamnya ada target transformasi digital di empat sektor. Ke empat sektor itu yakni infrastruktur digital, pemerintahan, ekonomi dan masyarakat digital.

Dengan begitu, menjadi bagian dari perkembangan digitalisasi, kemunculan platform ini pun bisa kebut target Indonesia bersih sampah 2025.

Peluang Bisnis Menjanjikan

Bisnis daur ulang sampah ini memang menjanjikan. Dengan sentuhan teknologi, pelaku usaha rintisan bisa mendulang peruntungan di bisnis ini.

Kasubdit Tata Laksana Produsen Direktorat Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ujang Solihin Sidik menilai, tumbuhnya rintisan usaha daur ulang sampah membuktikan peluang bisnis yang menjanjikan dalam urusan sampah khususnya sampah kemasan.

“Yang lebih menarik, peluang bisnis tersebut ditangkap dengan baik oleh anak muda yang punya sense of business,” imbuhnya.

Mereka kata Uso, panggilan akrabnya memiliki idealisme untuk memberikan solusi persoalan sampah dan lingkungan. Platform ini juga membuka peluang tumbuhnya green jobs yang menjanjikan.

“Kenapa harus ekosistem digital? Ya, karena sekarang adalah zaman digitalisme yang membuat semua urusan menjadi lebih mudah, lebih cepat, aman, dan akuntabel,” paparnya.

Tinggal bagaimana dukungan sektor terkait agar ada sinergi dan bisnis daur ulang sampah ini berkelanjutan.

Artikel Terkait

Hasil Survei: Khofifah-Emil Unggul di Pilkada Jatim

FT News – Lembaga Survei Poltracking Indonesia merilis survei...

NPWP Bocor, Jokowi: Terjadi Juga di Negara Lain

FT News – Presiden Joko Widodo (Jokowi) merespons dugaan...

Balas Istana, PDIP: Jet Pribadi, Itu Perjalanan Kebangsaan

FT News – Ketua DPP PDI Perjuangan, Said Abdullah...

Bjorka Kembali, Kali Ini Data NPWP Jokowi Bocor

FT News – Peretas yang sempat membuat geger Indonesia...

PON XXI Kembali Bermasalah, Kini Kaca Venue Basket Pecah

FT News - Rentetan permasalahan sudah terjadi sepanjang penyelenggaraan Pekan...