FTNews, Jakarta – Seruan boikot terhadap produk Israel mulai bermunculan. Hal ini sebagai salah satu cara protes terhadap serangan Israel ke Gaza, Palestina. Belasan ribu warga sipil tewas dan Gaza pun luluh lantak. “No Thanks†hadir sebagai aplikasi yang menyerukan boikot produk Israel.
Aplikasi ini dapat mengidentifikasi produk pro-Israel atau yang berafiliasi dengan negara tersebut. Ahmed Bashbash warga Palestina yang menetap di Hungaria pembuat aplikasi ini.
Aplikasi ini meluncur pada 13 November 2023 lalu. Cara kerja aplikasi ini sederhana. Pengguna dapat memasukkan nama produk atau memindai barcode-nya.Â
Kemudian dalam hitungan detik, informasi terkait keterlibatan produk tersebut mendukung Israel akan muncul. No Thanks sudah diunduh lebih dari 100.000 kali.
“Anda bisa melihat apakah produk yang Anda pakai mendukung pembunuhan anak-anak di Palestina.” tulis aplikasi tersebut.
Di Balik Pembuatan No Thanks
Sebagai pembuat aplikasi, Ahmed Bashbash mengaku kehilangan saudara laki-lakinya dan dua saudarinya ketika pertempuran Hamas dan Israel memuncak.
“Saya mengembangkan ‘No Thanks’ demi saudara laki-laki dan perempuan saya yang menjadi korban akibat pendudukan paksa, dan tujuan saya, mencoba mencegah apa yang menimpa keluarga Palestina lainnya,” ujar Bashbash mengutip Deutsche Welle (DW).
Dalam pembuatannya, Bashbash menyusun perusahaan yang diduga berafiliasi Israel dengan bantuan situs “Boycotzionism” dan “Ulastempat”.
Sejumlah perusahaan masuk dalam daftar boikot aplikasi ini, seperti Adidas, McDonald, Chanel, Netflix, Apple.
Masuknya perusahaan di atas lantaran pada 7 Oktober lalu mereka mengutuk serangan Hamas terhadap Israel.
Sebelumnya, aplikasi ini sempat dihapus dari layanan Play Store beberapa hari lalu. Namun Google telah mengembalikan No Thanks pada layanan Play Store.
Tujuan Boikot Produk Israel
Direktur Pusat Pendidikan Anne Frank, Meron Mendel pada DW menyebut, tidak semua orang memiliki tujuan yang sama soal pemboikotan ini. Masyarakat terpecah dalam dua kubu, pertama mereka yang menginginkan kehancuran negara Israel.
Sementara, mereka yang lain menginginkan negara Palestina berdampingan dengan negara Israel. “Intinya di sini adalah untuk membedakan kedua kelompok tersebut.” kata Mendel.
“Pemboikotan sarana ekonomi, keputusan seseorang untuk tidak boleh membeli suatu produk merupakan hal yang sah,” tambah Mendel.
Adapun tujuan utama Ahmed Bashbash saat ini adalah membuat sesuatu yang dapat diunduh orang-orang. Seluruh keuntungan No Thanks akan disumbangkan kepada organisasi-organisasi Palestina yang membantu masyarakat Gaza, kata Bashbash dalam aplikasinya.