Kata Pakar ITB Soal Gempa yang Guncang Sumedang

FTNews – Gempa dangkal yang terjadi di Kabupaten Sumedang sejak akhir 2023 hingga wal 2024 menjadi catatan tersendiri yang mendapat perhatian khusus pakar kegempaan.

Menurut catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tercatat ada empat gempa yang terjadi di Sumedang dalam waktu yang nyaris berdekatan.

Gempa pertama terjadi pada jam 14.35 WIB dengan kekuatan Magnitudo 4,1 berada di kedalaman 7 kilometer. Pusat gempa berada di 1 kilometer Timur Laut Kabupaten Sumedang.

Kemudian gempa kedua berkekuatan magnitudo 3,4 terjadi pada jam 15.38 WIB berada di kedalaman 6 kilometer, sedangkan pusat gempanya berada di 1 kilometer Timur Laut Kabupaten Sumedang.

Lalu gempa ketiga terjadi dengan kekuatan magnitudo 4,8 pada Minggu (31/12/2023) malam sekira jam 19.00. Guncangan gempa tersebut bahkan terasa hingga Bandung, Subang, Garut, Cirebon, dan beberapa kawasan lainnya di Jawa Barat.

Berdasarkan informasi resmi BMKG, lokasi gempa berada di koordinat 6,85 derajat Lintang Selatan (LS) dan 107,94 derajat Bujur Timur (BT). Gempa tersebut berpusat di kedalaman 5 kilometer. Sementara itu, pusat gempa terletak di 2 kilometer Timur Laut, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Ilustrasi Gempa Sumedang. (Screenshoot medsos X)

Terakhir, gempa susulan terjadi di Kabupaten Sumedang pada Senin (1/1/2024) pada jam 20.46 WIB dengan kekuatan Magnitudo 4,5 di kedalaman 10 kilometer dengan pusat gempa terletak 4 kilometer sebelah Utara Kabupaten Sumedang.

Menganalisis fenomena tersebut, Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB) Irwan Meilano mengemukakan kemungkinan pemicu gempa karena pergerakan sesar aktif.

“Kemungkinan ada sumber gempa di sana, yakni aktivitas dari Sesar Cileunyi-Tanjungsari. Namun, masih perlu dicari untuk detailnya. Baik parameter sumber gempanya, panjangnya, tingkat aktivitasnya, magnitudo maksimumnya, serta lain-lain sebagainya,” katanya seperti dikutip jabarprov.go.id, Rabu (3/1/2024).

BACA JUGA:   Pj Wali Kota Bandung Pastikan Semua Puskesmas Buka 24 Jam Saat Hari Pencoblosan

Meski begitu, ia mengemukakan perlu dicari parameter-parameter lainnya untuk melihat secara utuh fenomena gempa dangkal di Sumedang.

“Belajar dari gempa yang terjadi di Sumedang, kami akan mencari parameter yang lebih detail. Kemungkinan nanti akan dimasukkan ke dalam sumber-sumber gempa baru yang terjadi di Indonesia,” tuturnya.

Tiga Concern

Irwan mengemukakan ada tiga hal yang menjadi concern. Pertama, ada sumber gempa yang tidak terlalu besar dari Magnitudonya, namun ternyata cukup dangkal kedalamannya.

“Kedua bagaimana karakteristik lapisan tanah di Jawa Barat yang mempunyai berbagai produk vulkanik, sehingga dapat meningkatkan guncangan gempa. Hal inilah yang membuat gempa dengan kekuatan yang kecil tapi guncangannya terasa keras di permukaan,” katanya.

Selanjutnya yang ketiga, kondisi geografis wilayah di Sumedang dan sekitarnya yang berpotensi menimbulkan kerusakan karena kepadatan penduduk dan bangunan.

“Hal inilah yang perlu menjadi pembelajaran, khususnya bagi masyarakat di Jawa Barat. Sebab, kita juga pernah ada kejadian yang mirip, yakni gempa Cianjur pada November tahun lalu. Meski kekuatannya berbeda, tapi tetap memberikan kerusakan yang signifikan,” ungkapnya.

Lantaran itu, ia mengimbau kepada masyarakat lebih meningkatkan kesiapsiagaan serta kewaspadaan terhadap gempa bumi susulan maupun potensi bencana lainnya.

Artikel Terkait