Tunda Bermain Sepak Bola Walau Hanya Mendung dan Hujan Rintik

FTNews – Berkaca dari kejadian memilukan di sebuah stadion olahraga di Jawa Barat, masyarakat harus mulai waspada untuk tidak beraktivitas di luar ruangan menjelang dan saat hujan. Sebab ancaman tersambar petir seperti yang menimpa pemain sepak bola di Subang bisa saja terjadi.

Masyarakat harus waspada dan menjauhkan tempat yang rawan petir membuang muatan listriknya ke Bumi.

Salah tempatnya yakni lapangan yang luas. Bermain sepak bola saat hujan disertai petir tidak disarankan jika lapangan yang menjadi tempat bermain tidak sesuai standar yang ada.

Petir biasanya menyambar pada objek yang lebih tinggi dari dataran tersebut, manusia juga bisa menjadi objek tersambarnya petir.

Baru-baru ini ada sebuah kasus pria tewas akibat tersambar petir saat bermain sepak bola di Stadion Siliwangi, Bandung, Sabtu (10/2).

Kejadian tersebut saat berlangsungnya pertandingan antarkomunitas. Pada saat babak kedua, petir menyambar ke tubuh korban yang berusia 35 tahun tersebut.

Setelah terkena sambaran itu, korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Sariningsih, Kota Bandung karena mengalami luka bakar yang cukup parah.

Saat sampai di rumah sakit, korban dinyatakan meninggal dunia karena dampak sambaran yang besar tersebut.

Petir sangat sering membuang muatan listriknya pada area yang luas dan kosong. Lapangan sepak bola menjadi salah satu incarannya. Terlebih lapangan tersebut tidak memiliki alat penangkal petir ataupun tidak lengkap pada setiap sudut yang ada.

Selain kasus tersebut, ternyata sebelumnya pernah terjadi hal serupa.

Ilustrasi pemain sepak bola. (Foto: Freepik)

Kasus Piala Soeratin U-13 2023

Dalam kasus tersebut seorang pemain bola cilik menjadi korban tersambar petir saat berlaga. Kejadian itu terjadi di Stadion Letjen H. Soedirman, Kabupaten Bojonegoro, Jumat (3/11/2023).

Petir menyambar saat pesepak bola U-13 tersebut bermain saat pertandingan baru dimulai 15 menit. Setelah terkena sambaran petir, korban dilarikan ke rumah sakit.

BACA JUGA:   Wasit Kontroversi Tendang Indonesia dari Paris

Awalnya setelah mendapatkan penanganan medis, anak tersebut kondisinya membaik. Namun, rasa sakit yang terasa terus-menerus membuat korban harus menghembuskan nafasnya setelah 3 hari berjuang.

Pertandingan Amatir di Tegal

Korban tersambar petir berikutnya, saat pertandingan antartim di lapangan Desa Mangunsaren, Kabupaten Tegal, (2/4/2021). Pertandingan tersebut dimulai pagi hari dengan keadaan mendung serta hujan rintik.

Baru satu jam berjalan petir menyambar kepada SA yang berusia 15 tahun dan rekannya AF. Setelah terkena petir tersebut keduanya terpental dan tidak sadarkan diri.

Korban langsung dibawa menuju Puskemas Tarub. AF berhasil selamat saat mendapatkan pertolongan. Sedangkan SA tidak dapat tertolong dan meninggal dunia di puskesmas setempat.

Artikel Terkait