Potensi Banjir Saat Hari Pencoblosan, Pemkot Bandung Siapkan 736 Sekolah Jadi TPS

FTNews – Musim hujan yang belum berakhir hingga menjelang hari pemungutan suara pada 14 Februari 2024 membuat Pemkot Bandung harus mencari solusi alternatif untuk mencari lokasi alternatif TPS.

Pj Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono mengatakan hal tersebut dilakukan lantaran terdapat sejumlah TPS yang berada di wilayah potensi titik banjir.

“Kita masifkan monitoring di wilayah masing-masing. Jika ada potensi bencana terutama banjir, segera lakukan langkah-langkah antisipasinya. Kami sudah menugaskan Dinas Pendidikan (Disdik) untuk menjadikan beberapa sekolah sebagai TPS cadangan,” ungkap Bambang, Senin (12/2).

Merespons persoalan tersebut, Kepala Disdik Kota Bandung Hikmat Ginanjar mengatakan, pihaknya telah mendata sejumlah sekolah untuk dijadikan TPS ketika terjadi hal-hal di luar dugaan.

“Sampai Senin, 12 Februari 2024 Disdik mendata beberapa sekolah yang dijadikan TPS. Ada 179 SD negeri yang sarana dan prasarananya dipinjam dan 532 SD negeri yang dijadikan TPS. Lalu terdapat 34 SD swasta yang dipinjam fasilitasnya, dan 67 SD swasta dijadikan TPS,” katanya.

Dengan perhitungan tersebut, hingga kini, total ada 213 SD yang dipinjam fasilitasnya dan 599 SD dijadikan TPS.

Selain itu, ada fasilitas yang dipinjamkan untuk mendukung kegiatan pemilu, seperti ruang kelas, lapangan, meja, kursi, tempat parkir, dan papan tulis.

Tak hanya bangunan SD, ada juga bangunan SMP negeri, sejumlah 29 sekolah yang dipinjam sarana dan prasarananya serta 93 SMP negeri dijadikan TPS.

“Sedangkan SMP Swasta ada 15 sekolah yang fasilitasnya dipinjam dan 44 SMP swasta dijadikan TPS. Jadi, totalnya ada 44 SMP yang dipinjam fasilitasnya dan 137 dijadikan TPS,” lanjutnya.

Sedangkan fasilitas SMP yang dipinjam antara lain ruang kelas, lapangan, meja, kursi, tempat parkir, dan papan tulis.

BACA JUGA:   Jembatan Penghubung Antar Kecamatan di Purwakarta Amblas

Tak hanya itu, juga ditambah ruang kantin, GOR, dan pengeras suara.

“Total seluruh sekolah SD dan SMP yang fasilitasnya digunakan ada 257 sekolah. Dan ada 736 sekolah yang dijadikan TPS,” sebutnya.

Hikmat juga mengimbau kepada aparat kewilayahan dan ketua KPPS agar bisa tepat waktu dalam menggunakan fasilitas sekolah.

Sebab, penghitungan suara biasanya berlangsung lama dan berjenjang. Padahal, keesokan harinya sekolah sudah harus difungsikan kembali untuk kegiatan belajar mengajar.

“Biasanya paling malam itu bisa sampai pukul 02.00 WIB. Namun, kami mengingatkan, karena esok harinya harus digunakan anak-anak untuk bersekolah. Mohon bisa selesai tepat waktu,” harap Hikmat.

Artikel Terkait