Jubir PBB: Jangan Langsung Salahkan Israel!

FTNews – Masyarakat Palestina harus kembali menelan kesedihan mendalam setelah sebuah insiden saat bantuan kemanusiaan datang untuk memberi mereka makanan.

Alih-alih mendapatkan bantuan makanan setelah berbulan-bulan menderita kelaparan massal, malah menjadi tragedi besar untuk mereka.

Saat bantuan makanan dari Mesir datang di Barat Daya Kota Gaza, pihak militer Israel menghujani mereka dengan timah panas. Yang seharusnya mereka dapat saling berbagi makanan, malah harus kehilangan nyawa  akibat tindakan Israel ini.

Banyak pemimpin-pemimpin negara lain yang mengecam kekejaman Israel atas tragedi kemanusiaan ini. Mulai dari Presiden Prancis beserta Menteri Luar Negerinya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Spanyol, hingga Uni Eropa (EU).

Josep Borrel, selaku Kepala Kebijakan Luar Negeri EU, menegaskan bahwa kejadian ini adalah pelanggaran berat dari peraturan kemanusiaan internasional.

“Mencabut (hak) masyarakat untuk mendapat bantuan makanan adalah pelanggaran serius atas peraturan kemanusiaan internasional. Akses kemanusiaan tanpa hambatan ke Gaza harus diberikan,” ungkapnya.

Kondisi masyarakat Gaza setelah bombardir Israel di Khan Younis. Foto: Mahmud Hams

Namun, juru bicara dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Sekretaris Jenderal Antonio Guterres tidak ingin menyalahkan langsung Israel. Ia mengatakan perlu investigasi atas insiden ini untuk menemui sumber permasalahannya.

Melansir Al-Jazeera, para jurnalis menekan Guterres dalam sebuah siaran tentang siapakah yang salah sebenarnya. Namun, ia tidak ingin menunjukkan jarinya ke Israel sebelum adanya pemeriksaan lebih lanjut.

Ia juga menegaskan bahwa PBB tidak berkaitan dengan pemberian bantuan makanan dari Mesir ini.

PBB juga mengatakan bahwa mereka harus menghentikan bantuan kemanusiaan ke bagian Utara Gaza karena kondisinya yang sangat berbahaya. Selain itu, mekanisme untuk mengurangi konflik dengan militer Israel juga tidak bekerja.

Selain itu, mereka juga kesulitan untuk melanjutkan bantuan ke Utara Gaza selama tidak adanya gencatan senjata.

Artikel Terkait