Cerita Pendeta Daud Tony Usai Disuntik Vaksin Nusantara

Forumterkininews.id, Jakarta – Daud Tony, seorang pendeta, terlihat segar. Tak tergambar kelelahan, padahal aktivitasnya sebagai pendeta lumayan padat. Apa rahasianya?

Daud adalah salah seorang yang sudah menjalani vaksinasi. Namun, tidak seperti masyarakat Indonesia pada umumnya yang telah mendapatkan vaksin dengan merek seperti Sinovac, AstraZeneca, atau Pfizer, melainkan mendapat suntikan vaksin Nusantara besutan mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto.

Menurut Daud Tony, usai mendapat Vaksin Nusantara kondisi tubuhnya semakin fit dalam melakukan aktivitas hariannya sebagai pendeta. “Waktu divaksin Nusantara badan saya tambah enak, tidur juga demikian. Tidak ada efek samping apa-apa,” katanya dalam sebuah perbincangan dengan wartawan, Kamis (16/12).

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia telah membuat aktivitas manusia di bumi ini seperti terhenti. Walaupun tetap ada yang berkegiatan, namun dilakukan dengan rasa waswas dan yang utama harus betul-betul menjaga protokol kesehatan (prokes), menjalankan 5M, bahkan bagi mereka yang mampu melakukan tes swab PCR atau Antigen harus dilakukan untuk memastikan dirinya baik-baik saja dan tidak terpapar virus tersebut.

Seiring dengan perjalanan waktu, beragam cara dilakukan oleh setiap negara dalam menekan penyebaran Covid-19. Dan, yang seluruh dunia melakukan adalah menjalankan vaksinasi kepada semua warganya. Termasuk Indonesia tentunya. Bahkan untuk program vaksinasi ini, Indonesia termasuk salah satu negara yang dinilai paling tanggap. Dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa, Indonesia merupakan negara yang paling cepat dalam program pemberian vaksin Covid-19.

Berdasarkan data Our World in Data 8 Maret 2021 lalu, Indonesia berada di peringkat kedua dalam persentase populasi yang sudah mendapat vaksin Covid-19. Indonesia sedang unggul dalam persentase populasi yang mendapat satu dosis vaksin, serta total pemberian jumlah dosis vaksin.

Kita boleh laga karena dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia, seperti Singapura, Malaysia, Korea Selatan, dan Jepang, yang mengalami “keterlambatan” vaksinasi Covid-19. Mereka bahkan harus menunggu vaksin yang datang, seperti Pfizer dari Eropa. Sedangkan Indonesia sudah lebih dulu kedatangan vaksin Sinovac dari Beijing, Tiongkok, sehingga memulai program vaksinasi pada 13 Januari 2021.

Selain vaksin-vaksin yang diterima dari negara lain, Indonesia juga mengembangkan vaksin Covid-19 yang salah satunya dimotori Terawan Agus Putranto lewat Vaksin Nusantara. Sejak kemunculannya, tak sedikit masyarakat yang ingin berpartisipasi menjadi relawan dari vaksin Nusantara.

Daud Tony bercerita, usai menerima Vaksin Nusantara dirnya banyak bertemu dengan orang-orang atau jemaatnya yang terjangkit virus SARS-CoV-2 itu. “Pernah ada kejadian, saya naik mobil sopirnya terpapar Corona sampai karantina. Saya kemudian dicek. Hasilnya tetap negatif,” ia mengungkapkan.

BACA JUGA:   Kemenkes Ajak Anak Muda Kendalikan Penyakit Berbahaya

Suatu kali, Daud Tony melanjutkan kisahnya, dia pernah rapat dengan dan berbincang dengan seorang kawannya yang meminta agar didoakan. Tanpa disadari, orang tersebut ternyata terjangkit Covid-19 setelah merawat anaknya yang terpapar virus tersebut.

“Kejadian seperti itu sering. Bahkan ada jemaat yang minta doa. Habis itu dia ngomong dia penderita Corona. Nah, di gereja kita nggak bisa nolak jika ada umat datang. Kita nggak tahu orang yang minta doa ternyata kena corona,” ungkapnya.

Bukan hanya itu. Pernah pula suatu kali dirinya diminta mendoakan orang yang akan masuk Unit Gawat Darurat (UGD) di Solo.

“Sewaktu habis saya doakan tiba-tiba ada orang yang datang memakai baju APD. Pasien yang kena Corona ini kan buka masker, nggak tahunya mau dikirim ke ruang ventilator,” ungkap Daud Toni lagi.

Daud Tony mendapat suntikan Vaksin Nusantara pada Juni 2020. Sejak itu aktivitas pertemuan dengan orang-orang yang terpapar Covid-19 bisa dibilang lumayan banyak. Dia juga menceritakan, sudah berkeliling dari satu kota ke kota lainnya di Indonesia melalui jalan darat, seperti ke Bali, Surabaya, dan Jakarta. Dan, sebagai pendeta yang selalu siap mendampingi jemaatnya, Daud pun banyak bertemu dengan jemaatnya yang kebetulan terpapar Covid-19.

Namun, selain karena telah menjalani Vaksin Nusantara, dan tentu saja juga berkat Tuhan, sampai saat ini dirinya tak pernah terpapar. “Kita berinteraksi, nggak masalah, dicek tetap negatif. Ini berkat Vaksin Nusantara, karena saya sudah coba, sekali untuk seumur hidup,” paparnya.

Vaksin Nusantara besutan Terawan Agus Putranto merupakan rebranding dari Vaksin Joglosemar, yaitu vaksin Covid-19 yang berbasis dendritik dan dikembangkan oleh para ilmuwan dari Universitas Diponegoro (Undip), Semarang. Dalam pengembangannya, peneliti menggandeng PT Rama Emerald Multi Sukses (Rama Pharma), yang bekerja sama dengan AIVITA Biomedical Inc asal California.

Tim Vaksin Nusantara Mayor Jenderal TNI (Purn) Daniel Tjen, dalam acara daring yang digelar Oktober lalu, mengatakan pihaknya tengah menggodok protokol tetap untuk perekrutan relawan uji klinis lanjutan pada vaksin Nusantara.

Dijelaskan saat itu, tim peneliti tengah merampungkan uji klinis tahap II di RSPAD Gatot Soebroto dan menunggu persetujuan uji klinis tahap III, agar vaksin berbasis sel dendritik ini dapat secara resmi digunakan untuk masyarakat luas.

Artikel Terkait