Pemilik Warung di Kampung Rambutan: Tiga Tahun Belum Balik Modal

FTNews – Pandemi Covid-19 telah memukul perekonomian Indonesia. Banyak usaha yang kehilangan sumber penghasilan akibat sebaran virus ini.

Begitu pula dengan bisnis-bisnis yang mengitari sektor transportasi, seperti di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur.

Ini juga menjadi keresahan bagi Charles, seorang pemilik warung di Terminal Kampung Rambutan. Pasalnya, semenjak Covid melanda, penghasilan bersih warungnya belum pulih seperti sebelum pandemi.

“Usaha semakin anjlok sampe sekarang,” ujarnya kepada FTNews di Terminal Kampung Rambutan, Senin (1/4).

Ia berharap, dengan adanya libur Lebaran 2024 ini, warungnya dapat menjadi ramai kembali. Namun, sampai saat ini warungnya masih mengalami kesulitan.

“(Kondisi warung) 10 hari setelah puasa itu sepi banget. Perputaran uang enggak jalan. Saya pun harus pakai uang pribadi (untuk menalangi usaha warungnya),” ungkap Charles.

Selama tiga tahun ini, ia merasa warung miliknya sedang mengalami penurunan yang sangat drastis. Hingga saat ini, perputaran uang warungnya belum kembali normal.

Tiap Tahunnya yang Terus Merugi

Suasana Terminal Kampung Rambutan, Senin (1/4). Foto: FTNews/Ario Vallentino S.

Sebelum pandemi, ia dapat meraih keuntungan bersih sekitar Rp 30 juta per bulannya. Kini, ia mengatakan bahwa untuk mendapatkan Rp 8 juta per bulan saja sudah merasa untung.

“Saya harus sampe mengambil pinjaman uang untuk membiayai warung saya. Nanti kalo pinjamannya sudah dibayar lunas, saya akan pinjam lagi,” keluh Charles.

Selama 10 tahun ia membuka warung Terminal Kampung Rambutan, namun tahun 2024 merupakan tahun terburuk menurutnya.

Awalnya, ia berharap dengan hadirnya Bulan Ramadan, terutama libur Lebaran, usahanya akan laris oleh para penumpang yang datang. Namun, hingga hari ke-21 bulan Ramadan, usahanya tidak kunjung laris.

“Biasanya, tanggal-tanggal segini itu udah ramai. Tapi tahun ini nggak. Semoga aja menjelang Lebaran nanti jadi lebih rame,” ujar Charles.

BACA JUGA:   Waduh! Jakarta Rugi Rp2,1 Triliun Gegara Banjir

Ia juga menceritakan bahwa Terminal Kampung Rambutan sempat memberikan keringanan terkait harga penyewaan lokasi warungnya. Tadinya Charles harus membayar Rp500 ribu, ia hanya perlu membayar Rp250 ribu pada waktu itu.

Setelah pemerintah menyatakan pandemi Covid telah selesai, tarif tersebut kembali menjadi normal. Malahan, tarifnya kini menjadi naik.

“Lebaran ini bakal jadi penentunya sih. Kalo sehabis Lebaran saya masih merugi, saya akan tutup warungnya saja,” tandasnya.

Artikel Terkait