Studi Terbaru: Sampah Elektronik Hasilkan Emas Murni

FTNews – Penelitian terbaru menemukan cara mendapatkan emas murni dari sampah elektronik. Setiap tahun, sekitar 50 juta ton limbah elektronik dibuang dan kurang dari 20 persen yang didaur ulang. 

Studi ini dilakukan oleh Korea Institute of Science and Technology (KIST), guna meningkatkan efisiensi ekstraksi emas dari limbah elektronik atau e-waste. Sampah elektronik mencangkup peralatan listrik, laptop, ponsel, papan sirkuit, dan baterai, dan masih banyak lagi.

E-waste biasanya mengandung logam mulia, seperti emas, perak, dan platinum serta logam umum seperti tembaga, aluminium, dan besi. Namun, logam ini cukup sulit untuk dihilangkan secara efisien dari limbah.

Banyak metode pemulihan logam dari limbah elektronik yang melibatkan metode adsorben dengan bahan granular. Metode ini menggunakan luas permukaannya yang besar untuk menempel pada partikel logam. Namun cara ini sulit dilakukan, sehingga tingkat pemulihan yang rendah dan berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan.

sampah elektronik
Emas. Foto: Freepik

Mendapatkan Emas dengan Adsorben Tekstil

Studi baru menunjukkan cara mendapatkan kemurnian emas yang tinggi dari sampah elektronik menggunakan adsorben tekstil. Bahan seperti serat ini, terbuat dari bahan kimia poliakrilonitril. Bahan ini dapat dimanipulasi dalam air dan dibentuk melalui tenun, sehingga berguna untuk industri.

Meski demikian, karena sifatnya yang rapuh dan tipis menyebabkan bahan ini sering pecah ketika proses pemurnian emas. Sehingga, para peneliti menempelkan molekul basa pada serat untuk meningkatkan stabilitas dan kinerja pemulihan emasnya.

Dengan metode ini, bisa mendapat pemulihan ion emas hingga 2,5 kali lebih banyak daripada bahan granular pada sampah elektronik. Sebab, luas permukaan yang jauh lebih besar.

“Dengan memungkinkan pemulihan sumber daya logam yang efisien dan ramah lingkungan, adsorben jenis serat yang dikembangkan oleh KIST dapat mengurangi ketergantungan Korea pada impor sumber daya dan bersiap menghadapi risiko kenaikan harga bahan mentah,” penulis studi Jae-Woo Choi, peneliti di KIST Pusat Penelitian Siklus Sumber Daya Air di Institut Sains dan Teknologi Korea (KIST), mengatakan dalam sebuah pernyataan, dikutip News Week.

BACA JUGA:   Microsoft Tutup LinkedIn di China

Para peneliti menemukan bahwa penggunaan serat dapat mencapai efisiensi pemulihan emas lebih dari 99,9 persen pada sampah elektronik, pada kisaran pH asam. Bahkan, ketika terdapat logam lain dalam larutan. Selain itu, setelah 10 kali penggunaan, tingkat perolehan emas tetap tinggi yaitu 91 persen, yang berarti serat ini dapat digunakan kembali.

Artikel Terkait

Live Streaming di Indonesia, Youtuber IShowSpeed Sampai Dibikin Nangis!

FT News - Seorang Youtuber asal Amerika Serikat (AS), IShowSpeed,...

Respon Polos Orang Indonesia saat Bertemu Youtuber Speed: Dia Siapa?

FT News - Youtuber Speed atau IShowSpeed sedang berkunjung...

Patch Update Wasteland Storm di Garena Undawn Bakal Hadir 19 September

Garena Undawn akan merilis pembaruan patch update Wasteland Storm...

Cek Nomor HP, Ada Aplikasi Selain GetContact

FT News – Akun Fufufafa semakin ramai diperbincangkan oleh...