Tanpa Regulasi yang Tepat, AI Akan Merugikan Manusia

FTNews – Teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan berkembang sangat pesat dalam beberapa waktu ini. Meski digadang-gadang dapat mempermudah pekerjaan manusia, namun tanpa adanya regulasi yang tepat, AI akan merugikan umat manusia.

Bapak dari AI, Profesor Geoffrey Hinton, mengatakan hal tersebut dalam wawancaranya bersama media pemberitaan asal Inggris, BBC. Ia sangat khawatir mengenai pekerjaan-pekerjaan manusia yang AI dapat caplok dari manusia.

Profesor Hinton tidak menyangkal, bahwa teknologi ini sangat membantu manusia untuk mencapai tingkat produktivitas yang lebih tinggi. Namun, tenaga kerja manusia akan tergantikan oleh AI. Hal tersebut tentu berdampak buruk bagi orang-orang yang kehilangan mata pencahariannya, karena “yang kaya akan menjadi lebih kaya”.

Gelar Bapak dari AI yang ia dapatkan tidak main-main. Ia merupakan pencetus dari jaringan saraf yang kerap menjadi landasan dalam pengembangan artificial intelligence.

Pada tahun 2023 silam, ia memutuskan untuk mengundurkan dirinya dari perusahaan teknologi terbesar di dunia, Google. Keputusan ini memiliki tujuan yang sangat mulia, yaitu agar dapat secara bebas mengedukasi masyarakat terkait potensi-potensi risiko dari AI.

Ancaman Kepunahan Manusia

Ilustrasi artificial intelligence (AI). Foto: canva

Profesor Hinton mengatakan bahwa terdapat ancaman yang dapat menyebabkan kepunahan manusia dengan hadirnya teknologi ini. Ia mengatakan bahwa dalam setahun terakhir, menunjukan bahwa pemerintah tidak ingin mengendalikan penggunaan AI oleh militer.

Sementara itu, persaingan untuk berinovasi, menciptakan produk dengan cepat, memiliki risiko. Di mana, perusahaan tidak berusaha untuk memberi jaminan keselamatan bagi para pekerjanya. Oleh karena itu, regulasi untuk pengendalian AI ini sangatlah penting hadir di tengah-tengah manusia.

“Dugaan saya, antara lima dan 20 tahun lagi dari sekarang, akan ada peluang munculnya permasalahan di mana AI mencoba untuk mengambil alih (pekerjaan manusia,” ungkap pria berusia 76 tahun tersebut. “Hal ini akan mengarah pada ‘ancaman tingkat kepunahan’ bagi manusia. Karena kita bisa saja menciptakan suatu bentuk kecerdasan yang lebih baik dari pada kecerdasan biologis.”

BACA JUGA:   Kemenkominfo Bakal Bagikan ASO di Tiga Daerah Ini

AI dapat berkembang, “memotivasi” dirinya sendiri untuk menjadi lebih baik. Hal ini, dapat mengarah pada pengembangan sub-tujuan dengan misi mendapatkan kendali.

Profesor Hinton mengatakan setidaknya terdapat tiga bukti berdasarkan model bahasa AI yang bersifat menipu. “Yang paling saya takutkan adalah, mereka dapat secara otomatis membuatkan keputusan untuk membunuh orang,” jelasnya.

Artikel Terkait

Live Streaming di Indonesia, Youtuber IShowSpeed Sampai Dibikin Nangis!

FT News - Seorang Youtuber asal Amerika Serikat (AS), IShowSpeed,...

Respon Polos Orang Indonesia saat Bertemu Youtuber Speed: Dia Siapa?

FT News - Youtuber Speed atau IShowSpeed sedang berkunjung...

Patch Update Wasteland Storm di Garena Undawn Bakal Hadir 19 September

Garena Undawn akan merilis pembaruan patch update Wasteland Storm...

Cek Nomor HP, Ada Aplikasi Selain GetContact

FT News – Akun Fufufafa semakin ramai diperbincangkan oleh...