Muncul Covid-19 Singapura, DPR: Jangan Panik!

FTNews- Virus Covid-19 kembali muncul di Singapura baru-baru ini. Varian Covid-19 KP.1 dan KP.2 tersebut juga membuat panik masyarakat Indonesia yang notabennya adalah negara tetangga Singapura.

Terkait itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena mengimbau masyarakat tak perlu terlalu khawatir atau panik. Karena virus Covid-19 ini bukan lagi pandemi.

“Jadi Covid ini juga sekarang bukan lagi pandemi. Bukan lagi hal yang sangat luar biasa juga. kalaupun naik pada musim tertentu itu ya tinggal diurus aja dengan baik,” ujar Melki dalam keterangannya, Selasa (21/5).

Ia menyebut, yang terpenting adalah fasilitas Kesehatan (faskes) cepat melakukan antisipasi.

“Yang penting bahwa penyakit ini bisa terantisipasi oleh masyarakat Indonesia dengan baik. Maupun juga oleh faskes ya. Jadi kalau orang sakit itu kalau Faskes-nya bisa ditangani kan aman ya,”tandasnya.

Sejauh ini, lanjutnya, pasien Covid-19 masih dapat teratasi dengan baik dan tidak perlu harus ke rumah sakit.

“Ini menandakan vaksinasi Covid-19 sukses dan kekebalan tubuh masyarakat Indonesia sudah berjalan dengan baik,”imbuhnya.

Politisi Fraksi Partai Golkar itu menambahkan, masyarakat tidak perlu terlalu khawatir seperti saat virus Covid-19 ini pertama kali muncul.

“Jadi kita antisipasi seperti biasalah seperti penyakit-penyakit lainnya. Ini bukan lagi pandemi, sudah seperti flu dan sebagainya,” ujarnya.

Kembali Muncul

Sebelumnya, Covid-19 varian KP.1 dan KP.2 kembali muncul di Singapura.

Kedua strain tersebut termasuk dalam keluarga subvarian baru bernama “FLiRT”. Varian ini sebelumnya juga telah menyebar ke tempat lain di dunia.

Melansir CNA, sesuai dengan nama teknis mutasinya, strain di FLiRT semuanya merupakan keturunan varian JN.1, cabang dari varian Omicron.

Varian JN.1 menyebar dengan cepat ke seluruh dunia beberapa bulan lalu dan bertanggung jawab atas gelombang Covid-19 di Singapura pada Desember 2023 lalu. Namun strain KP.2 tampaknya menyebar lebih cepat dibandingkan KP.1.

BACA JUGA:   Cukai Rokok Naik, YLKI: Semakin Mahal, Semakin Bagus

KP.2 sendiri pertama kali terdeteksi di India pada awal Januari. Sejak itu, virus ini menjadi jenis virus yang dominan di Amerika Serikat (AS) menyumbang sekitar 28% infeksi di negara tersebut pada pertengahan Mei.

Menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), angka ini naik dari hanya 6% pada pertengahan April dan 1% pada pertengahan Maret.

KP.2 juga telah menyebar ke negara lain, antara lain China, Thailand, Australia, Selandia Baru, dan Inggris.

Artikel Terkait