Suarasama Lebih Sering Manggung di Luar Negeri

FT News – Kelompok musik world fusion asal Kota Medan, Suarasama yang didirikan pasangan suami-istri, almarhum Irwansyah Harahap Rithaony Hutajulu bisa dibilang kelompok musik yang jarang tampil difestival-festival lokal tapi lebih intens manggung di luar negeri.

Grup musik yang telah memasuki usia yang ke-28 ini tercatat pernah tampil di berbagai negara di dunia diantaranya, Asean Composer League and International Puppet Festival, New Zealand (2007), 2nd international Rondalla Festival, Philippines (2007), Asian Music Forum, Thailand (2009).

Tahun 2001 mereka tampil di Sufi Soul 2nd World Music Festival di Pakistan, Sharq Taronalaro Festival di Uzbekistan dan North Sumatra Traditional Music and Dance di Guangzhou, China dan masih banyak event lagi yang pernah mereka sambangi.

Selepas kepergian almarhum Irwansyah Harahap pada November 2021 lalu sempat membuat Suarasama tak baik-baik saja. Rithaony Hutajulu yang mendirikan grup ini bersama almarhum sempat mengalami fase “putus asa”.

Pasangan suami-istri yang selama ini banyak terlibat menentukan komposisi musik di Suarasama sangat kehilangan atas kepergian almarhum. Namun, tekad untuk melanjutkan apa yang sudah dibuat bersama-sama di Suarasama masih cukup kuat.

Masuknya Holong Paradika menggantikan posisi almarhum Irwansyah Harahap sepertinya menjadi jawaban untuk melanjutkan perjalanan Suarasama sebagai grup world fusion yang terus bertahan hingga dua dekade lebih (memasuki tahun ke-28).

“Sempat mengalami fase “putus asa” karena kepergian almarhum Irwansyah Harahap yang agak tiba-tiba, dan belum terlalu punya persiapan untuk pergantian posisi instrumen yang selama ini dimainkan almarhum. Karena tidak terlalu banyak dari anggota yang fokusnya ke alat instrumen yang dimainkannya. Kebanyakan lebih ke perkusi, second gitar dan gambus. Tapi Holong seperti dikirim untuk menggantikan posisi almarhum karena secara spiritual saya menganggapnya begitu. Karena dia (Holong) ternyata penggemar Suarasama yang sudah lumayan lama. Jadi dia sudah melihat dan mengidolakan Suarasama sejak lama,” kata Rithaony Hutajulu (vokal utama) belum lama ini.

Sebelum bergabung di Suarasama, kata Ritha, Holong sempat jadi perbincangan oleh almarhum, karena bakat musiknya. Holong yang tidak punya basic sebagai etnomusikolog, ternyata mampu mencuri perhatian almarhum dan langsung jadi murid kesayangannya yang dipercaya untuk memegang instrumen yang biasa dimainkannya.

“Padahal dia bukan anak etnomusikologi tapi dia memang musisi yang berbakat dan loyal. Dia juga memainkan instrumen yang dimainkan almarhum. Ini yang juga akhirnya menguatkan saya untuk melanjutkan Suarasama,” ujarnya.

Dengan formasi anyarnya kini, Rithaony Hutajulu (vokal utama), Niesya Ridhania Harahap (vokal, perkusi, seruti), Holong Paradika (instrumen dawai), Bram Fatra Gumilang (perkusi), Bintang Manira Manik (perkusi), Nandang Kusnandar (perkusi) dan Ijitihad (perkusi), Suarasama akan terus melanjutkan apa yang sudah dibuat termasuk karya terbaru dengan pendekatan dan semangat yang sama.

BACA JUGA:   Ini Alasan Tim Beri Jeda Waktu Panjang Sebelum Tanding

“Tentu saja kami akan membuat karya-karya terbaru dengan pendekatan dan semangat yang sama. Karena memang Suarasama sudah punya signature. Namun karena kami juga sebagai akademisi dan aktivis budaya, selain meneliti dan mengajar kami juga banyak mengerjakan projek yang berhubungan dengan pelestarian budaya. Ini semuanya juga yang ingin kami teruskan. Jadi bukan hanya fokus di Suarasama saja,” ucapnya.

Tetap eksis dijalur world music selama dua dekade lebih adalah capaian yang tidak biasa saja. Ritha mengungkap bagaimana grup ini tetap eksis sampai saat ini karena bermusik itu kebutuhan.

“Bermusik untuk diri kami dulu. Bermusik adalah cara kami untuk berinteraksi bahkan healing. Karena musik bisa menenangkan jiwa. Kalau energi itu bisa diterima orang itu nilai plus,”sebutnya.

“Kami juga selalu berprinsip tidak usah berpretensi kalau pertunjukkan. Jadi pertunjukkan bagi kami adalah latihan yang indah. Kalau dilihat dari cara mentas kita lebih ke setengah lingkaran. Karena kami harus bisa saling melihat, musik itu bagian dari cara kami berkomunikasi,” tambahnya.

Disinggung soal rencana Suarasama kedepan, Ritha mengungkap fokus untuk memanej grup ini mulai dari media sosial (Medsos) yang harus dikelola dengan baik, rilisan terbaru sampai rencana tampil di luar negeri.

“Tantangan kami bagaimana membuat pendengar Indonesia lebih aware lagi. Kami juga membuat festival musik ada Toba Kaldera World Music Festival yang sudah 3 kali kita diselenggarakan. Dan ini jadi wadah kami untuk bereinteraksi dengan musisi tradisi (etnik) lainnya. Jadi kita jalani saja mana yang lebih realistis sambil kita memanej tugas-tugas ini semua,” katanya.

Pada Mei 2023, album keempat Suarasama “Timeline” dirilis ulang oleh label indie asal Chicago, USA, Drag City Records dalam bentuk vinyl. Perjalanan menuju perilisan album tersebut, tiga singel telah dirilis ke platform musik digital yaitu, “Untukmu Yang Berperang (To The Wars)” pada 23 Februari 2023, “Sea Fish” pada, 22 Maret 2023 dan “Timeline” pada 26 April tahun ini.

Album “Timeline” pertama kali dirilis pada 2013 di bawah label Spacerec dan Syaelendra. Ide perilisan ulang album Timeline oleh Dragcity muncul diakhir 2020. Tapi baru teralisasi pada tahun 2023.

Mereka telah banyak tampil di banyak festival-festival musik mancanegara, seperti di tahun 2001 mereka tampil di Sufi Soul 2nd World Music Festival di Pakistan, Sharq Taronalaro Festival di Uzbekistan dan North Sumatra Traditional Music and Dance di Guangzhou, China.

Artikel Terkait