FT News – Warga perumahan Pondok Gede Permai, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi pada Minggu (22/9) dibuat gempar dengan penemuan 7 jasad remaja di Kali Bekasi.
Penemuan 7 jasad ini tepatnya di belakang Masjid Al Ikhlas Perumahan Pondok Gede Permai RT004/RW008, Jatirasa, Jatiasih, Kota Bekasi diketahui saksi Minggu pagi pada pukul 06.00 WIB dan dilaporkan pukul 07.00 WIB.
Dari informasi pihak kepolisian, ketujuh remaja itu diduga adalah pelaku tawuran.
Dalam keterangan Irjen Karyoto, ketujuh korban itu menceburkan diri ke kali karena ketakutan ada tim patroli presisi yang lewat.
“Mereka ceburkan diri ke sungai karena ketakutan adanya patroli yang menegur mereka,” ujar Karyoto di lokasi.
Penemuan 7 mayat remaja ini sontak saja membuat gempar publik. Kali Bekasi merupakan salah satu jejak sejarah peninggalan Kerajaan Tarumanegara.
Kali Bekasi merupakan sungai besar yang melintasi Kota Bekasi, provinsi Jawa Barat yang mengalir dari arah selatan menuju utara wilayah kabupaten Bekasi.
Kali Bekasi dipercaya dulu bernama Kali Candrabhaga. Kali ini merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Tarumanegara, kerajaan tertua di Nusantara kedua yang berkuasa pada abad 5 sampai abad 7 Masehi.
Dalam manuskrip Prasasati Tatar Sunda Kuno, kali ini sempat menjadi pengandali banjir yang melanda Kerajaan Tarumanegara.
Kala itu, Raja Purnawarman yang berkuasa tahun 317-356 tahun Saka (395-434 Masehi) itu memerintahkan untuk menggali kali tersebut.
Fakta sejarah juga mengungkap bahwa di era Perang Kemerdekaan Indonesia, Kali Bekasi menjadi saksi bisu pembantaian tentara Jepang.
Lokasi memang bukan di TKP penemuan 7 jasad ABG Minggu kemarin. Salah satu titik di Kali Bekasi, tepatnya di kawasan Stasiun Bekasi, sempat menjadi lokasi pembantaian tentara Jepang pada 19 Oktober 1945.
Dikutip dari sejumlah sumber, saat itu pejuang Bekasi melakukan perlawanan terhadap tentra Jepang setelah tahu Negara Matahari Terbit itu kalah Perang Dunia II.
Saat itu, tentara Jepang akan dipulangkan melewati Bandara Kalijati, Subang. Mereka pun harus naik kereta melintas di Kali Bekasi.
Saat itu, pejuang Bekasi yang dipimpin oleh Letnan Dua Zakaria Burhanuddin melakukan penyergapan. Penyerangan oleh pejuang Bekasi ini mengakibatkan 90 tentara Jepang tewas tepat di Kali Bekasi.
Konon setelah penyerangan itu, Kali Bekasi sempat berwarna merah karena darah tentara Jepang.