FTNews – Calon gubernur Jakarta Pramono Anung mengusulkan dibentuknya “Jakarta Fund” atau dana abadi Jakarta untuk memfasilitasi Senin dan pendidikan.
Pernyataan ini disampaikan dalam “Dialog Publik Seni Bersama Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur 2024” yang diinisiasi Dewan Kebudayaan Jakarta (DKJ) di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Senin (23/9).
“Kenapa Jakarta enggak punya ‘Jakarta Fund’? Ini sangat bisa supaya nanti kebudayaan atau kesenian ini punya dana abadi yang bisa digunakan kalau seniman mau pentas. Sudah enggak pusing-pusing,” katanya.
Konsep dana abadi ini mirip dengan “Indonesia Investment Authority” (INA) atau lembaga “sovereign wealth fund” Indonesia yang digunakan untuk pembangunan.
Dana INA, kata politikus PDIP ini, awalnya hanya Rp 6 triliun saat diinisiasi. Tetapi, sekarang telah berkembang menjadi Rp150 triliun dengan pengelolaan yang profesional dan terbuka.
Dirinya menilai konsep serupa bisa diterapkan di Jakarta dengan APBD Jakarta sebesar Rp86 triliun.
“APBD itu kita ada Rp85 triliun sampai Rp86 triliun, SILPA kita Rp5 triliun sampai Rp6 triliun setiap tahun, kenapa tidak diambil Rp2 triliun sampai Rp3 triliun untuk modal dasar untuk ‘Jakarta Fund’,” katanya.
Mantan Sekretaris Kabinet Presiden Joko Widodo ini meyakini konsep Jakarta Fund akan sangat bermanfaat untuk mendukung kegiatan kesenian dan kebudayaan di Jakarta.
“Kalau itu bisa dilakukan, Indonesia (INA) saja bisa sampai Rp150 triliun. Kalau ‘Jakarta Fund’ dikelola secara transparan dan terbuka, ‘hire’ (mempekerjakan) orang-orang profesional, saya yakin nggak sampai dua tahun dapat Rp20 triliun itu gampang sekali,” katanya.
Demi mendukung usulan ini, Pramono menegaskan diperlukan upaya untuk duduk bersama dengan para pemangku kepentingan demi peningkatan seni dan budaya di Jakarta.
Ia meyakini, pasangan calon wakil gubenurnya Rano Karno yang memang berasal dari kalangan seniman akan mampu memberi masukan soal pengembangan seni dan budaya.
