Mengapa Lagu Indonesia Merajai Malaysia, Tapi Sebaliknya Malah Sulit?

0
(Instagram @officialdewa19)
(Instagram @officialdewa19)

Pertanyaan ini pernah diteliti oleh Universitas Padjajaran di Bandung. Penikmat musik di Indonesia tidak hanya berasal dari dalam negeri; banyak lagu dari musisi Indonesia juga populer di negara tetangga, seperti Malaysia.

Berbeda dengan popularitas lagu Indonesia di Malaysia, lagu-lagu dari Malaysia tidak terlalu mendapat perhatian di Indonesia.

Apa yang menjadi penyebabnya? Berikut adalah analisis berdasarkan riset dari Universitas Padjajaran yang dipublikasikan pada 20 Maret 2023.

(Instagram @officialdewa19)
(Instagram @officialdewa19)

Sejak dulu, musik telah menjadi simbol hubungan erat antara Indonesia dan Malaysia. Salah satu contoh adalah ketika Presiden Soekarno mengirim Bing Slamet ke Malaysia pada tahun 1960 untuk melatih musisi di sana.

Di periode tersebut, RRI juga meminjamkan koleksinya ke RTM, sehingga lebih dari 50% koleksi RTM berasal dari lagu-lagu Indonesia. Hal ini bisa jadi menjadi dasar mengapa musik Indonesia diminati oleh masyarakat Malaysia.

Pada era Orde Baru, Indonesia melakukan pertukaran program televisi dan radio dengan Malaysia. Di Indonesia, penyanyi Malaysia seperti P. Ramlee sempat mendapatkan banyak penggemar, sementara di tahun 1950-an dan 1960-an, Said Effendi dari Indonesia menjadi terkenal di Malaysia.

Dia berhasil meredupkan popularitas P. Ramlee di Indonesia dan mengembalikan citra irama Melayu dari Malaysia ke Tanah Air melalui lagu-lagunya, seperti “Fatwa Pujangga” yang dipopulerkan sekitar tahun 1957.

Lagu “Bahtera Laju” pun menjadikannya sebagai penyanyi irama Melayu terkemuka di Indonesia. Said Effendi menciptakan banyak lagu yang digemari tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Malaysia dan Brunei.

Banyak penyanyi Indonesia hingga tahun 1977 diketahui melakukan rekaman di Malaysia dan Singapura, meskipun Indonesia sudah memiliki label rekaman sendiri sejak 1950-an.

(Instagram @zeppkualalumpur)
(Instagram @zeppkualalumpur)

Hal ini mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti imbalan finansial yang lebih besar, kemajuan teknologi, dan reputasi penyanyi yang pernah merekam di luar negeri.

BACA JUGA:   Mantan Sekjen PSSI, Nugraha Besoes Meninggal di Usia 81 Tahun

Perusahaan rekaman di Singapura juga mengekspor kaset lagu-lagu berbahasa Indonesia ke Malaysia, di mana masyarakatnya memang menyukai lagu-lagu tersebut. Misalnya, di awal tahun 1962, lagu-lagu Koes Bersaudara mendominasi tangga lagu di radio Singapura dan Malaysia.

Penyanyi Indonesia yang pernah merekam di Singapura antara lain Alfian, Lilis Syarif, dan Tiar Ramon. Di tahun 1970-an, artis-artis Indonesia mulai mendapatkan tempat istimewa di hati penikmat musik Melayu di Malaysia. Era tersebut dianggap sebagai masa kejayaan bagi penyanyi Indonesia.

Putri Ariani (Instagram @arianinismaputri)
Putri Ariani (Instagram @arianinismaputri)

Meskipun musik rock mendominasi hiburan di Malaysia pada tahun 1980-an dan 1990-an, beberapa artis yang berkarier sejak tahun 1970-an tetap populer. Di akhir 1990-an dan awal 2000-an, muncul artis muda seperti Krisdayanti, Melly Goeslaw, dan Sheila On 7, yang melanjutkan popularitas musik Indonesia di Malaysia.

Di tahun 2000-an, lagu-lagu Indonesia mulai mendominasi musik di Malaysia, terlihat dari penayangan di radio dan televisi serta pertunjukan musik.

Sebelumnya, keberadaan musik Indonesia di Malaysia tidak pernah dipermasalahkan. Namun, pada tahun 2000-an, mulai muncul suara-suara kritis mengenai dominasi musik Indonesia di negara tersebut.