FT News – Beberapa negara mengevakuasi warganya dari Lebanon. Hal ini terjadi setelah serangan antara Israel dengan milisi Hizbullah yang semakin intens selama sepekan terakhir.
Dikutip dari Reuters, Sabtu (5/10), Israel menyebut akan memperluas operasinya untuk melawan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon.
Hingga saat ini, saling serang masih berlangsung khususnya di bagian selatan Lebanon. Hal ini menyebabkan banyak warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Kondisi ini menyebabkan negara-negara asing mengambil langkah untuk mengevakuasi warganya dari Lebanon.
Korea Selatan
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengumumkan telah berhasil memulangkan 97 warga negaranya beserta keluarga dari Lebanon. Pemulangan warga Korsel itu dilakukan dengan sebuah pesawat angkut militer yaitu KC-330.
Tindakan ini dilakukan setelah ada arahan langsung dari Presiden Yoon Suk Yeol. Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan pihaknya menerbangkan pesawat angkut C130J sebagai cadangan, yang mampu beroperasi di landasan pacu yang lebih pendek dan di bawah tembakan sebagai tindakan pencegahan dan mengirim 39 personel militer, termasuk mekanik dan diplomat.
China
Kementerian Luar Negeri China mengumumkan telah mengevakuasi lebih dari 200 warganya dari Lebanon.
“Orang-orang ini, yang telah dievakuasi dalam dua gelombang, termasuk tiga warga Hong Kong dan satu warga negara Taiwan,” ucap Kementerian melalui keterangan resminya.
Kedutaan Besar China di Lebanon dinyatakan akan tetap berada di wilayah itu untuk terus membantu mengamankan warganya yang masih tinggal di sana.
Indonesia
Kementerian Luar Negeri Indonesia mengonfirmasi bahwa sebanyak 65 WNI (Warga Negara Indonesia) telah dievakuasi dari Lebanon secara bertahap sampai Oktober 2024.
Dikutip dari Antara, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha mengatakan sebanyak 25 WNI yang dievakuasi pada tiga gelombang pertama pada Agustus lalu telah tiba dengan selamat di Indonesia.
Sementara itu, sebanyak 40 WNI lainnya yang dievakuasi dalam dua gelombang pada bulan ini dipastikan telah meninggalkan Lebanon.